Israel Rebut dan Jadikan Rumah Sakit Indonesia sebagai Markas Militer

Sebelumnya Israel menyebut di bawah Rumah Sakit Indonesia terdapat terowongan yang dijadikan markas Hamas. Tuduhan ini tidak terbukti sama sekali dan telah dibantah. Setelah dibom dan diserang Israel, lalu Rumah Sakit Indonesia dikosongkan.

BY 4adminEdited Fri,22 Dec 2023,02:19 AM

Jakarta, SPNA - Ketua Presidium Lembaga Kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Sarbini Abdul Murad, pada Rabu (20/12/2023), menceritakan kondisi Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, yang saat ini sedang dijadikan markas dan tempat perlindungan bagi tentara Israel.

Dalam konferensi pers, Sarbini Abdul Murad, menyampaikan bahwa sebelumnya Israel menyebut di bawah Rumah Sakit Indonesia terdapat terowongan yang dijadikan markas Hamas. Tuduhan ini tidak terbukti sama sekali dan telah dibantah. Setelah dibom dan diserang Israel, lalu Rumah Sakit Indonesia dikosongkan.

Sarbini Abdul Murad mengatakan, setelah sejumlah penduduk Palestina di Jalur Gaza dievakuasi ke selatan, tengah, dan utara, Rumah Sakit Indonesia kosong. Bangunan rumah sakit terbengkalai karena tidak ada aktivitas.

“Setelah gencatan senjata, kemudian seluruh tenaga medis, pasien, dan warga yang tinggal di Rumah Sakit Indonesia itu dipaksa untuk dievakuasi. Jadi sebagian dievakuasi ke selatan, ada yang ke tengah, ada di utara. Kemudian, praktisnya, Rumah Sakit Indonesia ini kosong, meninggalkan luka yang begitu serius. Kita tahu lantai tiga, lantai empat, maupun peralatan medis pada berantakan. Kemudian di depan rumah sakit ada buldoser-buldoser, sehingga akses ke sana sulit dan belum lagi dipagar Israel, sehingga rumah sakit kosong,” kata Sarbini Abdul Murad Sarbini Abdul Murad.

Sarbini Abdul Murad menyebut bahwa israel dengan sengaja memanfaatkan Rumah Sakit Indonesia sebagai benteng atau perisai dari serangan pejuang Palestina. Ia lantas mengecam tindakan tentara Israel yang merebut dan menjadikan Rumah Sakit Indonesia markas militer untuk menyerang penduduk sipil di Gaza.

“Apa yang terjadi sekarang? Sekitar dua minggu lalu sampai dengan hari ini, Israel menempatkan pasukannya, tempat berlindung, dan markasnya, itu di Rumah Sakit Indonesia yang dulu pada tanggal 6 mereka sebut ada markas Hamas, ada orang Hamas di situ. Nah, sekarang mereka menempatkan pasukan itu sebagai perisai dari serangan Hamas,” kata Sarbini Abdul Murad.

Sarbini Abdul Murad menyebut bahwa Israel berharap pejuang Palestina tidak mungkin menyerang tempat perlindungan Israel di Rumah Sakit Indonesia. Sarbini menyampaikan bahwa MER-C mengecam praktik kejahatan Israel yang menjadikan Rumah Sakit Indonesia sebagai markas militer.

MER-C juga meminta Israel mematuhi aturan militer dan hukum internasional terkait penggunaan rumah sakit. MER-C juga meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan investigasi tentang kejahatan ini.

“Kita minta Israel agar kembali ke aturan militer atau hukum internasional, menjadikan rumah sakit tempat yang netral. Oleh sebab itu, kita sekarang sangat marah. Kita minta WHO kirim tim untuk bisa investigasi, sehingga ini tidak jadi preseden buruk bagi warga Gaza,” kata Sarbini Abdul Murad.

Sarbini Abdul Murad khawatir jika kejahatan Israel di Rumah Sakit Indonesia didiamkan, Israel akan menyerang rumah sakit lainnya di Palestina dan memanfaatkan bangunannya sebagai tempat perlindungan seperti Rumah Sakit Indonesia.

Sementara itu, Israel hingga saat ini masih terus membombardir dan melancarkan serangan darat di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, pada Senin (18/12), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 19,453 orang dan 52,286 lainnya mengalami luka-luka. Lebih lebih 8.000 korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan sebanyak lebih 6.200 adalah perempuan.

(T.FJ/S: MER-C)

leave a reply
Posting terakhir