UNICEF: 10.000 Anak Gaza Alami Malnutrisi Parah yang Bisa Sebabkan Kematian

UNICEF menekankan perlunya gencatan senjata kemanusiaan secepat mungkin dan jangka panjang sehingga semua layanan pentin di Jalur Gaza dipulihkan, sehingga anak-anak rentan dapat memenuhi kebutuhan dasar nutrisi dan kesehatan mereka.

BY 4adminEdited Sat,23 Dec 2023,01:10 AM

New York, SPNA - Lembaga Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), pada Jumat (22/12/2023), memperkirakan bahwa dalam beberapa pekan mendatang, setidaknya sekitar 10.000 anak di bawah usia lima tahun akan menderita malnutrisi yang parah yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan makanan terapeutik (makanan penyembuhan khusus malnutrisi akut).

Pernyataan UNICEF ini dilakukan sehari setelah Lembaga Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), badan PBB dengan fungsi menilai status ketahanan pangan di tempat-tempat yang terkena dampak konflik atau bencana alam, memperingatkan dunia akan risiko kelaparan yang sangat tinggi di Jalur Gaza, yang akan meningkat setiap harinya jika situasi ini terus berlanjut.

Secara khusus, laporan IPC mengatakan setidaknya 1 dari 4 rumah tangga di Jalur Gaza, atau lebih dari setengah juta orang, menghadapi tingkat kelaparan parah. Laporan IPC juga menyebutkan bahwa hampir 1,2 juta orang mengalami status rawan pangan akut pada tingkat darurat. IPC menyebut bahwa banyak keluarga di Gaza menghadapi ancaman kematian akibat kondisi kelaparan yang cukup parah.

UNICEF menyebut bahwa temuan IPC tersebut menyiratkan bahwa semua anak balita di Jalur Gaza yang berjumlah 335.000 orang, beresiko tinggi mengalami malnutrisi parah dan kematian akibat kelaparan yang terus meningkat.

UNICEF menyebut bahwa lebih dari 80 persen anak-anak Palestina di Jalur Gaza kekurangan bahan makanan yang parah dan lebih dari dua pertiga rumah sakit tidak lagi berfungsi karena kekurangan bahan bakar, air, dan pasokan medis penting atau karena rumah sakit mengalami kerusakan parah akibat serangan Israel.

“Kami juga sangat prihatin terhadap gizi lebih dari 155.000 ibu hamil dan ibu menyusui, serta lebih dari 135.000 anak di bawah usia dua tahun, mengingat adanya kebutuhan nutrisi khusus bagi mereka, yang diperparah dengan stres dan trauma (serangan Israel),” kata UNICEF.

UNICEF menekankan perlunya gencatan senjata kemanusiaan secepat mungkin dan jangka panjang sehingga semua layanan pentin di Jalur Gaza dipulihkan, sehingga anak-anak rentan dapat memenuhi kebutuhan dasar nutrisi dan kesehatan mereka. Hal ini mencakup penyediaan susu bayi, makanan, suplemen gizi, makanan terapeutik, air, pasokan medis, dan bahan bakar.

“Kita perlu memulihkan infrastruktur penting, termasuk rumah sakit, sehingga anak-anak, ibu hamil, dan pasien luka-luka dapat dengan aman mengakses pengobatan dan perawatan yang dapat menyelamatkan nyawa,” sebut UNICEF.

UNICEF juga menegaskan bahwa semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional dan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi penduduk sipil, membebaskan semua sandera, dan memenuhi kewajiban mereka untuk memastikan anak-anak dilindungi.

Sementara itu, Israel hingga saat ini masih terus membombardir dan melancarkan serangan darat di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, pada Jumat (22/12), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 20.057 orang dan 53,320 lainnya mengalami luka-luka. Lebih lebih 8.000 korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan sebanyak lebih 6.200 adalah perempuan.

(T.FJ/S: UNICEF)

leave a reply
Posting terakhir

Bank Dunia: Gaza Alami Krisis Ekonomi yang Sangat Parah

Bank Dunia mendesak pentingnya melakukan upaya untuk menghubungkan kembali Jalur Gaza dengan ekonomi Tepi Barat dan pasar luar negeri, termasuk mengeluarkan izin usaha bagi pedagang Gaza, dan mengurangi pembatasan persyaratan produksi.