Lawatan luar negeri Netanyahu menuai kritik di Israel
Tel Aviv -SPNA- Publik dalam negeri Israel mulai mempertanyakan alasan dibalik kunjungan luar negeri Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, yang cukup padat, seiring dengan dugaan kasus korupsi yang menerpanya.
Betapa tidak, dalam kurung waktu satu setengah bulan terakhir ini, Netanyahu menghabiskan sekitar 22 hari di luar negeri.
Seorang pengamat politik asal Israel, Oery Mashgaf, menulis kritikannya terhadap Netanyahu di harian Haaretz, Rabu (22/3).
Mashgaf mengatakan dalam tulisannya, “Seharusnya setiap orang, apalagi pejabat, yang diduga melakukan tindak pidana apapun, tidak diperkenankan untuk bepergian ke luar negeri, karena terdakwa bisa saja melarikan diri atau semakin mengaburkan kasus yang sedang dalam penyelidikan.”
Meski Mashgaf tidak yakin jika Netanyahu bakal melarikan diri, namun ia khwatir jika penyelidikan kasusnya itu terhambat karena alasan-alasan politis. Sebagai contoh, menurut Mashgaf, beberapa minggu lalu, polisi kesulitan memanggil Nentayahu dalam rangka peneyelidikan, lantaran jadwal kerjanya yang cukup padat.
Netanyahu yang baru-baru ini mengadakan kunjungan ke Amerika, Rusia, Australia, Cina, juga dikritik karena membawa serta keluarganya. Tidak hanya isteri, namun juga anaknya.
Kritik lainnya, Netanyahu diklaim menggunakan kesempatan kunjungan ke luar negeri untuk pencitraan diri sebagai seorang politisi yang mendunia.
SPNA Gaza City
Penerjemah: Ihsan Zainuddin