Jumlah syuhada Palestina sejak 2015

BY Ihsan ZainuddinEdited Sat,13 May 2017,08:31 AM

 Jumlah syuhada Palestina sejak 2015

Al-Quds -SPNA- Lembaga independen al-Quds Center yang bergerak di bidang studi dan peneilitian Israel-Palestina merilis data terakhir, bahwa jumlah korban jiwa yang tewas dari warga sipil Palestina sejak Oktober 2015 meningkat menjadi 309 orang. Korban terakhir adalah Saba’ Nidhol (20), yang gugur dalam aksi bentrok dengan tentara Israel di Tepi Barat.

Dari data tersebut, 296 orang diantaranya wafat akibat serangan timah panas Israel dalam aksi Intifadah di beberapa wilayah. Penyumbang syuhada terbanyak adalah dari daerah al-Khalil Tepi Barat (80 orang), al-Quds (64 orang), Ramalah (29 orang), Jenin (24 orang), Nablus (21 orang), Betlehem (18 orang), kota Thul Karam (6 orang), Selvit (6 orang), dan Qal Qaylah (4 orang), sedangkan dari wilayah Gaza sebanyak 35 orang menjadi korban kejahatan Israel sampai akhir bulan ini.

Ma’an News merilis, Jumat (12/05/2017), sebanyak 29% atau sekitar 89 anak-anak yang berumur kurang dari 18 tahun menjadi korban kejahatan perang Israel. Korban termuda adalah bayi berusia tiga bulan bernama Muhammad Tsawabitah, yang wafat setelah menghirup gas air mata milik Israel di Betlehem.

Dalam aksi Intifadah, tidak sedikit para wanita menjadi korban kekejaman Israel. Sebanyak 28 wanita tewas, 18 diantaranya berumur dibawah 18 tahun. Korban termuda adalah Rahaf Hasan, gadis kecil berusia dua tahun yang wafat terkena roket Israel di Gaza. Dari seluruh korban yang didata, terdapat tiga korban yang masih belum diketahui identitasnya dan masih ditangani oleh Kementrian Kesehatan Palestina.

 

SPNA Gaza City

Penerjemah: Syadid 

leave a reply
Posting terakhir

Sejak 2015, Israel Keluarkan 8.700 Perintah Penahanan Administratif terhadap Palestina

“Kami menemukan bahwa sejak tahun 1987 ketika Intifada Batu dan pada 2000 ketika Intifada Al-Aqsa, serta tahun-tahun berikutnya adalah landasan penting untuk membaca tingkat kejahatan (penahanan administratif) di Palestina. Namun, otoritas pendudukan Israel tidak pernah berhenti melakukannya, bahkan mengubahnya menjadi prosedur sentral dalam politik mereka,” sebut Komite Tahanan Palestina.