Jalur Gaza, SPNA – Sejumlah Organisasi HAM Palestina, Senin (14/8/2017) melaporkan bahwa sejak dua bulan lalu (Juni dan Juli) Israel telah menangkap 1000 warga Palestina dari berbagai wilayah.
Lembaga al-Dhamir, dan al-Mizan untuk Hak Asasi Manusia dalam konferensi pers, Selasa (8/8/2017) di Jalur Gaza menyebutkan bahwa pada bulan Juni Israel menangkap 388 warga Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza dan al-Quds, 70 diantaranya adalah wanita dan anak-anak.
Sementara itu pada bulan Juli Israel menangkap 880 warga Palestina, 144 diantaranya anak-anak dan 18 wanita.
Penangkapan terhadap warga Palestina gencar dilakukan paska kontak senjata yang melibatkan 3 pemuda dari Ummul Fahm dan poslisi Israel, 14 Juli lalu lalu disusul aksi protes terhadap penutupan al-Aqsa. Israel dilaporkan menangkap 550 warga palestina paska kejadian tersebut.
Komisi Dewan Legislatif Pusat al-Dhamir, Laith Abu Ziyad mengatakan bahwa jumlah warga Palestina yang ditangkap melonjak tajam sejak intifada al-Aqsa.
‘’Sejak meletusnya intifada al-Quds Oktober 2015 Israel dilaporkan telah menangkap 1195 warga Palestina, 177 diantaranya adalah anak-anak dan 16 perempuan. Sementara itu jumlah warga yang gugur sebanyak 285. Diantara korab jiwa ada yang gugur diserang oleh Israel maupun dalam aksi protes dan jumlah warga Palestina yang ditahan pada tahun 2017 adalah yang terbesar,’’ terangnya.
Ia menambahkan, ‘’ penangkapan warga palestina baik dalam kondisi damai maupun perang adalah salah bentuk hukuman kolektif yang dilakukan secara sengaja untuk menghentikan aksi perlawanan terhadap pendudukan Israel.’’ (T:RS/S:RamallahNews)
