Ramallah, SPNA - Pusat Studi Tahanan Palestina, Senin (08/1/2017) melaporkan bahwa penangkapan terhadap anak-anak pada tahun 2017 meningkat tajam. Lembaga tersebut mencatat bahwa Israel telah menangkap 1600 anak-anak Palestina dibawah 18 tahun, dimana jumlah tersebut 30% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Peneliti Pusat Studi Tahanan, Riyad al-Ashqar mengatakan bahwa pasukan pendudukan Israel menghadapi perlawanan rakyat Palestina dalam membela Masjid Al-Aqsa serta menolak keputusan Trump dengan menangkap anak-anak dibawah umur.
Al-Ashqar menyatakan bahwa tingginya siklus penangkapan terhadap anak-anak serta sel yang penuh sesak memaksa Israel membuka sel baru untuk anak-anak dibawah umur di Lapas Ofer guna mengakomodasi meningkatnya jumlah tahanan.
Ia menambahkan bahwa sebagian anak-anak yang ditangkap tersebut menderita penyakit berat seperti Ahmad Mahmoud Khadour (16 tahun) yang menderita leukemia dan cacat di bagian tangan kanan.
Israel juga menangkap tahanan bisu bernama Omar Thawabta berasal dari Betlehem.
35 anak yang ditangkap tersebut masih berusia dibawah 12 tahun. Diantaranya adalah Adam Ahmad Masarwa yang masih berusia 6 tahun dari Ramallah. Ia ditangkap karena dituduh melempar batu ke arah tentara.
Sebagian dari anak-anak dan remaja tersebut bahkan divonis dengan hukuman berat, seperti Huzaifah Ishaq Taha (17 tahun) dari Kafr Aqeb yang divonis 12 tahun penjara.
Selain itu Israel menjatuhkan hukuman 18 tahun penjara dan denda sebesar 200.000 Shekkel kepada tahanan Muhammad Arafat Ubaidat (16 tahun) dari Yerusalem yang ditembak dibagian tangan dan kaki.
Ahmed Hussein juga divonis 18 tahun penjaar dan denda 200.000 Shekkel karena didakwa melakukan penusukan di Yerusalem, serta Jodat Bakir, dijatuhi hukuman penjara selama 8 tahun dan denda 10.000 Shekkel.
Penangkapan terhadap tahanan luka-luka
Pasukan pendudukan Israel juga menangkap anak-anak yang terluka akibat ditembak. Anak-anak tersebut lalu segera dibawa ke ruang interogasi sebelum dibawa ke rumah sakit.
Adalah Hamed Omar Al Masri, (14 ahun) dari kota Silfit yang ditembak oleh tentara Israel dibagian kepala. Tembakan tersebut menghancurkan tulang hidungnya serta melukai mata sebelah kiri. Akibatnya al-Masri harus menjalani operasi di bagian kepada dan lutut.
Selain itu Haitham Hassan Jaradat (14 tahun) yang ditembak dibagian punggung hingga tembus ke perut serta Mahmoud Muhammad Qaddoumi berasal dari Qalqiliya yang ditembak di bagian kaki. Ia ditahan selama sebulan penuh sebelum akhirnya dibebaskan.
Penyiksaan dan pelecehan
Pasukan pendudukan Israel juga dilaporkan dengan sengaja menyiksa anak-anak yang ditangkap dengan memukuli serta mengunakan anjing polisi. Anak-anak tersebut juga dihina serta diancam.
Hal ini sengaja dilakukan untuk menanamkan trauma dalam diri anak-anak tersbeut gara mereka tidak lagi ikut telribat dalam Intifadah Al-Quds. 99% anak-anak yang ditangkap harus menghadapi berbagai macam bentuk penyiksaan, penganiayaan sejak mereka ditangkap.
(T.RS/S:Maannews)