Yerusalem, SPNA - Rambu-rambu jalan Kedutaan AS telah ditempatkan di kota Yerusalem pada hari Senin (07/05/2018), menjelang pembukaan kedutaan negara tersebut pekan depan di kota suci umat Islam dan warga Palestina tersebut.
Rambu-rambu tersebut, yang dibuat dalam bahasa Inggris, Ibrani dan Arab, dipasang oleh pekerja Yerusalem selatan yang dekat dari gedung konsulat AS yang akan diubah menjadi kedutaan saat secara resmi dipindahkan dari Tel Aviv pada tanggal 14 Mei.
Pada bulan Desember, Presiden AS Donald Trump menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan meluncurkan proses untuk memindahkan kedutaan negaranya ke kota tersebut.
Langkah tersebut memicu kecaman internasional dan gelombang protes di wilayah Palestina yang diduduki.
Selama kampanye pemilihannya pada tahun 2016, Trump berulang kali berjanji untuk memindahkan kedutaan dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Namun, pada Juni 2017, seperti pendahulunya, Trump menandatangani relokasi tersebut selama enam bulan, yang akan mempersulit upaya AS untuk melanjutkan kembali perundingan perdamaian Israel-Palestina yang telah lama terhenti.
Berbicara kepada media Israel pada bulan Februari, Trump menegaskan kembali bahwa masalah Yerusalem telah hilang dari meja perundingan.
"Dengan menghilangkan Yerusalem dari meja perundingan, saya ingin menjelaskan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel dan untuk batas-batas tertentu, saya akan mendukung apa yang disetujui kedua pihak," kata Trump kepada surat kabar Israel Hayom.
(T.RA/S: Days of Palestine)
