New York, SPNA - PBB dan sejumlah negara Eropa dilaporkan menuntut agar pejabat Israel yang terlibat dalam pembantaian warga Gaza, Senin lalu untuk diadili, seperti dilansir Rt Arabic (15/05/2018).
Pelapor Khusus PBB terkait HAM di wilayah Palestina yang diduduki, Michael link mengutuk tindak kekerasan terhadap warga Gaza Senin lalu serta meminta agar para pejabat Israel yang terlibat untuk dibawa ke meja hijau.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Jenewa, Link menyerukan agar para komandan militer dan tokoh politik yang terlibat dalam pembantaian warga Gaza secara langsung atau tidak langsung untuk diadili.
Link juga menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menuntut dilakukannya penyelidikan independen dan obyektif terhadap pembunuhan warga Palestina dalam demonstrasi di Gaza sejak 30 Maret lalu.
‘’Praktik-praktik ini tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa hukuman. Keadilan bagi korban harus menjadi prioritas utama bagi masyarakat internasional, ‘’tegasnya.
Inggris
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May dalam konferensi pers bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di London, Selasa (15/05/2018) juga menyerukan dilakukannya penyelidikan independen terhadap terhadap peristiwa berdarah di Gaza.
Belgia
Kementerian Luar Negeri Belgia juga dilaporkan telah memanggil Duta Besar Israel, Simon Frankel dan memprotes pembunuhan warga Gaza oleh tentara Israel serta menyerukan agar PBB melakukan penyelidikan atas peristiwa berdarah di Gaza.
Perdana Menteri Belgia Charles Michel mengatakan: “Kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza kemarin tak dapat diterima. Kami menyerukan agar lembaga Internasional melakukan penyelidikan terhadap pembantaian warga di Gaza.’’
Irlandia
Dari Irlandia, Menteri Luar Negeri, Simon Coveney juga memanggil duta besar Israel untuk Dublin Zeev Bokar untuk memprotes pembantaian warga Gaza yang dilakukan tentara Israel.
Staisun Radio dan Televisi Irlandia, melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri memberitahu duta besar Israel, bahwa Iralndia menuntut dilakukannya penyelidikan internasional independen atas pembunuhan demonstran Palestina.
Afrika Selatan
Selain itu, Republik Afrika Selatan dilaporkan telah memanggil duta besarnya di Israel untuk berkonsultasi atas peristiwa berdarah di Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri Afrika Selatan mengatakan: “Pemerintah Afrika Selatan mengutuk tindak kekerasan terhadap demonstran Gaza yang dilakukan tentara Israel. Kami menilai tindakan Israel merupakan penghalang bagi solusi perdamaian abadi di Timur Tengah,’’ seperti dilansir Rt Arabic.
58 warga Gaza dilaporkan gugur, 7 diantaranya adalah anak-anak dan remaja sementara 2.410 lainnya menderita luka tembak dan gas air mata dalam demonstrasi masal diperbatasan Gaza memperingati Great March of Return serta menentang relokasi kedubes AS ke Al-Quds, Senin (14/05/2018).
Demonstrasi Great March of Return telah dimulai sejak 30 Maret lalu yang bertujuan menuntut pemerinntah pendudukan Israel mengembalikan warga Palestina yang telah diusir sejak 1948 ke tanah air mereka.
Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump menetapkan secara resmi bahwa seluruh wilayah Al-Quds ibukota bagi Israel dan telah meresmikan kedubes AS di Al-Quds, Senin (15/05/2018).
Hal ini membuat hubungan Palestina dan AS tegang serta memancing kemarahan umat Islam di seluruh dunia.
Langkah AS tersebut juga ditentang oleh Majelis Umum PBB yang menetapkan sebuah resolusi dengan dukungan 128 negara. PBB menyatakan bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait.
(T.RS/S:RtArabic)