Ramallah, SPNA - Pemerintah rekonsiliasi nasional peringati Israel agar tidak mengganggu Al-Aqsa dan kota Yerusalem. Juru bicara resmi pemerintah, Yusuf Mahmud, Rabu (4/7/2018), mengutuk kebijakan perdana menteri Benjamin Netanyahu yang membolehkan anggota Knesset untuk mendatangi Al-Aqsa. Ia menekankan bahwa langkah tersebut sangatlah berbahaya dan sensitif, karena berhubungan dengan tempat suci umat Islam.

Netanyahu pada hari Selasa (3/7/2018) memberi Izin kepada anggota Knesset untuk memasuki area Al-Aqsa. Knesset adalah istilah yang dipakai untuk parlemen Israel. Sejak 8 Oktober 2015 mereka dilarang memasuki Al-Aqsa agar bentrokan yang sedang berkecamuk di wilayah Dhiffaah dan Yerusalem, tidak meluas.

Akhir-akhir ini, masjid Al-Aqsa terus dibuka untuk orang Yahudi. Sedang di waktu yang sama, akses semakin dipersulit bagi kaum muslim yang ingin melaksanakan shalat di sana. Bahkan tidak jarang mereka dipukul, diusir ,ditangkap atau dicabut izin tinggal oleh militer Israel.

Juru bicara pemerintah menambahkan, bahwa Israel tidak berani mengambil langkah ini, kalau bukan karena dukungan dari pemerintah Amerika yang dipimpin Donald Trump. Mereka harus bertanggung jawab terhadap semua konflik yang bisa ditimbulkan dari kebijakan ini.

(T.HN/S:Wafa)