194 meninggal dan lebih dari 20 ribu lainnya luka-luka sejak 30 Maret silam   

Jalur Gaza, SPNA - Serangan dan tindak kekerasan pasukan pertahanan Israel (IDF) terhadap warga Palestina di Gaza sejak 30 Maret silam hingga saat ini menelan korban jiwa sebanyak 194 orang,...

BY 4adminEdited Sun,23 Sep 2018,09:54 AM

Jalur Gaza, SPNA - Serangan dan tindak kekerasan pasukan pertahanan Israel (IDF) terhadap warga Palestina di Gaza sejak 30 Maret silam hingga saat ini menelan korban jiwa sebanyak 194 orang, seperti dilaporkan Menkes Gaza, Sabtu (22/09/2018).

Sementara itu, surat kabar Palinfo, menambahkan bahwa 10 korban jiwa lainnya masih ditahan jasad mereka oleh pihak Israel dan belum dimasukkan dalam daftar korban jiwa oleh Menkes Gaza.

Juru Bicara Menkes Gaza, Ashraf Qaddoura mengatakan bahwa, 32 korban merupakan wanita dan anak-anak sementara 3 lainnya adalah paramedis dan jurnalis.

Sementara itu IDF juga melukai 20472 lainnya dengan peluru dan gas air mata.

Jalur Gaza adalah wilayah yang terisoliasi akibat blokade Israel yang telah berlangsung selama lebih dari 11 tahun. Selain itu, Pemerintah AS juga menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat, UNRWA yang merupakan tulang punggung sebagian besar rakyat Gaza.

Situasi ini memaksa warga Gaza menggelar aski masal “Great March of Return”, sejak 30 Maret silam menuntut Israel agar menghapus blokade tersebut.

Puluhan ribu warga Palestina yang tidak bersenjata dilaporkan berkumpul di perbatasan Gaza untuk menerobos pagar pembatas dan menembakkan layangan dan balon pembakar.

Sementara itu sejumlah besar pasukan Israel menembaki para demonstran secara membabi buta. Sejak saat itu 194 warga Gaza dilaporkan gugur dan lebih dari 20.000 lainnya luka-luka.

Sebelumnya Sekjen PBB Antonio Guterres dan Komisaris Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, Federica Mogherini menyerukan lembaga internasional untuk melakukan penyelidikan independen terhadap tindakan kriminal pasukan Israel yang membunuh demonstran Palestina, Jum’at kemarin.

Guterrez juga pernah memperingatkan bahwa Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020. Ia juga juga mendesak masyarakat internasional berkontribusi menangani krisis di Palestina sesuai resolusi PBB terkait.

Selain itu, Kantor Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia PBB, juga menyerukan agar dilakukan penyelidikan terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestia di Jalur Gaza .

Dalam konferensi pers yang dilansir Palinfo, Komisaris Tinggi untuk HAM mengatakan bahwa eksekusi mati hanya dapat  dibolekan sebagai opsi terakhir jika nyawa atau anggota tubuh mereka terancam.

“Meskipun berkali-kali diingatkan untuk melindungi anak-anak namun sejak 30 maret lalu, Pasukan pertahanan Israel (IDF) tak segan-segan membunuh 25 anak-anak dibawah umur yang mengikuti aksi Great March of Return.”

“Anak-anak tak boleh menjadi sasaran tindak kekerasan yang membahayakan nyawa mereka atau mendorong mereka untuk terlibat dalam aksi kekerasan, ujarnya.

(T.RS/:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir