Nazareth, SPNA –Washington menolak permintaan Israel untuk menghukum Lebanon akibat terowongan bawah tanah yang dibangun Hizbullah. Penolakan inidisinyalir akibat hubungan kuat yang terjalin antara Lebanon dan negara Paman Sam tersebut.
Surat kabar Israel berbahasa Ibrani, Haaretz,menyebutkan Washington menolak permintaan Israel untuk menekan Lebanon akibat terowongan yang dibangun Hizbulah di dekat pagar perbatasan Israel.
Seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan, Benjamin Netanyahu dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, di Brussels pekan lalu, meminta Amerika untuk menghukum Lebanon. Tulis Haaretz dalam laporannya, Rabu (12\12\2018).
Namun Amerika menolak permintaan tersebut, karena hubungan kuat yang terjalin antaranya dan Lebanon.
Sejak operasi ‘perisau utara’ dilakukan pekan lalu, Israel mencoba membangun opini bahwa Lebanon-lah yang bertanggung jawab penuh terhadap ulah Hizbullah di perbatasan.
Penolakan Amerika tersebut membuat ancaman Netanyahu terhadap Lebanon sedikit berkurang.
Menteri Konstruksi Israel, Yoav Galant, kepada salah satu radio Israel mengatakan bahwa Lebanon harus bertanggung jawab atas terowonagn yang dibangun Hizbullah di perbatasan Utara. Karena tidak mungkin memisahkan antara pemerintah dan kelompok yang berada dalam kepemimpinannya.
Militer Israel, Selasa (04/12/2018), melancarkan operasi ‘Perisai Utara’ di perbatasan utara untuk menghancurkan terowongan bawah tanah milik Hizbullah.
Pengumuman Operasi Perisai Utara ini diumumkan pasca pertemuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo, Senin sore (03/12/2018).
Pihak oposisi pemerintahan Netanyahu mempertanyakan kebijakannya tersebut. Mereka menganggap bahwa operasi ini hanya sebagai pengalihan isu korupsi yang sedang mengintai Netanyahu dan keluarganya.
(T.HN/S:Quds Press)