Gaza, SPNA - Federasi Umum Serikat Pekerja Palestina (PGFTU), Kamis (17/01/2019), memperingatkan bahwa tingkat kemiskinan di Jalur Gaza telah melebihi 80 persen.
Federasi ini memperingatkan bahwa tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jalur Gaza telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan kemiskinan yang melebihi 80 persen. Sementara itu, tingkat pengangguran telah mencapai lebih dari 54,9 persen di wilayah yang dikepung tersebut. Kedua hal ini merupakan indikator serius dari situasi ekonomi yang memburuk di Gaza.
Jumlah orang yang menganggur telah mencapai lebih dari 295.000 selama tahun 2018, jelasnya.
Lembaga tersebut menambahkan bahwa pekerja Palestina di Gaza telah hidup dalam kondisi bencana selama lebih dari 12 tahun sejak Israel memulai pengepungannya di Jalur Gaza. Hal ini menyebabkan kehancuran besar-besaran di sektor ekonomi, infrastruktur dan berkontribusi pada ketidakmampuan pemerintah untuk memikul tanggung jawabnya terhadap Jalur Gaza.
PGFTU meminta Otoritas Palestina (PA) untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan atas Jalur Gaza dan memberikan bantuan darurat dan proyek-proyek pembangunan untuk meringankan penderitaan pekerja Palestina.
Federasi itu juga mengimbau masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya terhadap wilayah kantong yang dikepung itu. HImbauan juga ditujukan kepada Mesir untuk membuka kembali penyeberangan perbatasan Rafah untuk memungkinkan masuknya bahan-bahan dasar ke Jalur Gaza.
(T.RA/S: MEMO)