Christchruch, SPNA - Suami salah satu korban dalam serangan di Masjid di Selandia Baru mengatakan bahwa dirinya akan memaafkan pelaku.
Farid Ahmad, yang menderita cacat dan terpaksa duduk di kursi roda menceritakan bahwa dia diselamatkan oleh sang istri saat peristiwa pembantaian di Masjid al-Nur, kota Christchurch.
“Saya tidak menerima apa yang dilakukan pelaku, dia telah melakukan kesalahan besar. Namun Saya ingin mengatakan kepadanya, bahwa saya menyayanginya sebagai manusia, ‘’ seperti dilansir AFP, Senin (18/03/2019).
Ketika ditanya apakah dia akan memaafkan pelaku, Ahmad menjawab: “Tentu saya akan memaafkannya. Hal yang terbaik di dunia ini adalah memaafkan, saling memberi dan mencintai.”
Farid dan Husna adalah pasangan imigran Bangladesh yang telah menetap di Selandia Baru sejak tahun 1990 silam. Keduanya memiliki seorang putri.
“Husna berusaha menolong sejumlah warga yang terjebak di Musholla perempuan. Dia berteriak, ayo kemari, cepat, dan dia menyelematkan beberapa wanita dan anak-anak ke taman, ‘’ ujar Ahmad.
“Husna lalu kembali untuk menyelamatkanku yang duduk di kursi roda. Ketika sampai di pintu gerbang, istriku ditembak. Dia sibuk menyelamatkan orang lain dan melupakan keselamatannya.”
“Saya ingin mengatakan kepada pelaku bahwa dia memiliki potensi untuk menjadi manusia yang baik, dan menyelamatkan orang lain bukan membunuh mereka. Saya berdoa agar dia menjadi warga Negara yang baik. Saya tidak menyimpan dendam untuknya, ‘’ tegas Farid.
Sebelumnya, teroris bernama Brenton Tarrant membantai puluhan umat Islam di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/03/2019).
Berdasarkan keterangan Pemerintah setempat, serangan tersebut hingga saat ini telah menelan 51 korban jiwa dan melukai puluhan lainnya.
Perdana Menteri Selandia baru Jacinda Ardern dilaporkan juga mengunjungi Pusat Pengungsian Canterbury, kota Christchurch dengan memakai hijab serta menyampaikan belasungkawa dan cintanya kepada seluruh komunitas muslim.
Disaat yang sama Yayasan ‘’Givealittle’’ dilaporkan berhasil mengumpulkan donasi untuk korban yang mencapai 2.5 juta Dolar.
Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam, Hamas juga mengecam keras aksi terorisme tersebut. “Pembantaian di dua Masjid di Selandia Baru membuktikan bahwa terorisme tidak mengenal agama dan Negara. Terorisme adalah buah dari doktrin ujaran kebencian seperti yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat hari ini,’’ tulis Hamas seperti dikuti Palinfo.
(T.RS/S:AFP/Maannews)