Kuala Lumpur, SPNA - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah mencegah kontroversi atas upayanya untuk membantu perjuangan Palestina.
Mengulangi komitmen Malaysia terhadap perjuangan Palestina, Mahathir pada Rabu malam (22/05/2019) menawarkan beasiswa kepada siswa Palestina yang tinggal di negara itu, harian lokal The Star melaporkan.
"Pemerintah telah memutuskan untuk menawarkan beasiswa melalui Organisasi Budaya Palestina Malaysia (PCOM) bagi siswa Palestina yang akan melanjutkan studi hingga jenjang sarjana, master, dan PhD di 12 universitas Malaysia," kata Mahathir dalam sebuah pidato di Grand Iftar ke-9 dengan komunitas Palestina di Kuala Lumpur.
Pengumumannya itu menuai kritik di media sosial. Pengguna media sosial menuduh pemerintah membelanjakan uang pajak untuk orang asing, bukan pada siswa lokal.
Dalam upaya untuk memadamkan kritik, Kelvin Yii, seorang anggota parlemen dari partai yang berkuasa, mengklarifikasi bahwa beasiswa senilai 11,47 juta ringgit ($ 2,7 juta) akan berasal dari dana yang dihasilkan oleh universitas sendiri.
“Mereka tidak akan melibatkan pendanaan pemerintah atau memengaruhi beasiswa yang ditawarkan kepada warga Malaysia setempat."
Hal ini dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Pendidikan Teo Nie Ching setelah verifikasi pengumuman tersebut pada pada hari Rabu," kata Yii dalam sebuah pernyataan kepada surat kabar tersebut.
"Hanya satu dari 12 universitas yang terlibat adalah universitas negeri, tetapi dana untuk beasiswa harus dikumpulkan oleh universitas itu sendiri, dan tidak ada hibah pemerintah yang akan digunakan untuk tujuan ini," tambahnya, berusaha untuk mengklarifikasi masalah ini.
(T.RA/S: Anadolu Agency)
