Menteri Pendidikan Israel mendukung 'terapi konversi' untuk kaum gay

Terapi konversi merupakan upaya untuk mengubah orientasi seksual atau identitas gender melalui psikologis, spiritual dan -dalam kasus-kasus ekstrem- sarana fisik.

BY 4adminEdited Mon,15 Jul 2019,12:55 PM

Yerusalem, SPNA - Menteri Pendidikan Israel pada hari Sabtu (13/07/2019) menyuarakan dukungan pada apa yang disebut "terapi konversi" gay, Reuters melaporkan. Kondisi pemerintah Israel saat ini telah mengkhawatirkan kaum liberal di dalam negeri dan pendukungnya di luar negeri.

Terapi konversi, upaya untuk mengubah orientasi seksual atau identitas gender melalui psikologis, spiritual dan -dalam kasus-kasus ekstrem- sarana fisik, telah secara luas didiskreditkan di Barat dan dikecam oleh asosiasi kesehatan profesional seperti American Medical Association yang berpotensi berbahaya.

Rafael Peretz, seorang rabi Ortodoks dan kepala partai Serikat Kanan ultranasionalis yang mengambil alih portofolio pendidikan dalam koalisi yang dipimpin Netanyahu bulan lalu, mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa ia yakin terapi konversi dapat berjalan.

Kepada Channel 12 Israel ia mengatakan, "Saya memiliki keakraban yang sangat mendalam dengan masalah pendidikan, dan saya juga telah melakukan ini."

Pernyataan itu memicu kehebohan dalam oposisi kiri-tengah Israel, yang menjelang pemilihan bulan September telah berusaha untuk menjadikan Netanyahu sebagai indoktrinasi Ortodoks di sebuah negara yang sebagian besar orang Yahudi teridentifikasi sebagai sekuler atau ketaatan agama yang kurang ketat.

Satuan Tugas LGBT Israel, sebuah kelompok advokasi, menuntut agar Peretz dipecat,.

Tak lama setelah wawancara ditayangkan pada akhir Sabat Yahudi, Netanyahu mengatakan dia berbicara dengan Peretz untuk "klarifikasi."

"Pernyataan menteri pendidikan mengenai komunitas itu tidak dapat saya terima dan tidak mencerminkan posisi pemerintah yang saya pimpin," kata perdana menteri dalam sebuah pernyataan.

Itu adalah kehebohan kedua yang ditimbulkan Peretz dalam waktu kurang dari satu minggu, setelah media Israel melaporkan bahwa ia telah memberi tahu sesama anggota Kabinet pada hari Selasa bahwa perkawinan campuran antara Yahudi dan non-Yahudi di Diaspora sama dengan "Holocaust kedua."

Perbandingan itu menimbulkan kemarahan di antara orang-orang Yahudi AS, yang sebagian besar non-Ortodoks, dan mendapat teguran dari Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, yang mengatakan bahwa pernyataan seperti itu membuat Holocaust semakin murah.

Berbicara kepada Channel 12, Peretz menggambarkan dirinya berusaha untuk menyeimbangkan rasa hormat terhadap orang lain, tidak peduli orientasi seksual mereka, dengan tugasnya sebagai pemimpin agama.

“Saya menghormati semua orang sebagai manusia. Saya akui bahwa saya, secara pribadi - saya adalah seorang rabi Israel. Torah kita memberi tahu kita hal-hal lain. Tapi itu tidak berarti bahwa saya melihat kondisi sekarang dan menilainya,” katanya.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir

Rabi Israel: Budaya gay banjiri Israel

Tepi Barat, SPNA - Selasa (06/03/2018), seorang rabi religius nasional terkemuka Israel memicu sebuah protes saat mengatakan bahwa negara tersebut telah menjadi ....