Mossad Akui Membunuh Para Pemimpin Hamas di Luar Negeri

Dalam wawancara dengan Mishpacha, Kepala Mossad Israel, Yossi Cohen, "jika ada satu target yang kami hilangkan (bunuh) tanpa ragu, maka ia adalah pejabat Hamas di luar negeri.”

BY Edited Mon,14 Oct 2019,02:26 PM

Tel Aviv, SPNA - Kepala Mossad Israel, Yossi Cohen, Kamis (10/11/2019), mengakui telah melakukan pembunuhan terhadap para pemimpin Hamas di luar negeri, Mishpacha, sebuah surat kabar Israel ultra-Ortodoks melaporkan.

Dalam sebuah wawancara dengan Mishpacha, yang dilaporkan oleh Times of Israel, Cohen menyatakan "telah terjadi beberapa pembunuhan, tetapi musuh (Hamas) telah mengubah taktik." Ia menggaris bawahi bahwa Hamas "tidak cepat mengaitkan pembunuhan dengan kami, untuk hal ini mereka punya alasan sendiri."

Namun, dia menambahkan "jika ada satu target yang kami hilangkan (bunuh) tanpa ragu, maka ia adalah pejabat Hamas di luar negeri, dari agen lokal hingga mereka yang mengelola akuisisi senjata yang diarahkan ke Israel."

Pejabat Israel itu mengklaim bahwa pembunuhan dalam kasus-kasus semacam itu bukanlah tindakan balas dendam, tetapi hanya penghapusan ancaman.

Ketika ditanya tentang klaim pejabat militer Iran Qasim Soleimani bahwa Israel menjadikannya sasaran bersama dengan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut pada tahun 2006, Cohen mengkonfirmasi “dengan segala hormat terhadap kesalahannya, ia belum tentu melakukan kesalahan namun ia berada pada posisi bergengsi daftar target pembunuhan Mossad."

Cohen menambahkan “dia (Soleimani) tahu betul bahwa pembunuhannya bukan tidak mungkin. Tindakannya diidentifikasi dan dirasakan di mana-mana ... tidak ada keraguan bahwa infrastruktur yang ia bangun menghadirkan tantangan serius bagi Israel."

Mengenai Iran, ia menyatakan "Israel tidak tertarik dengan konflik Iran ... Israel memiliki satu kepentingan untuk mencegah opsi apa pun dari Iran mencapai kemampuan nuklir militer."

“Kami tidak ingin rezim runtuh, kami tidak ingin balas dendam terhadap ilmuwan nuklir atau membom pangkalan di Teheran. Pada akhirnya, Israel ingin membawa Iran ke meja perundingan dan membuat kesepakatan yang mengunci semua opsi kemampuan nuklir militer."

Ia menekankan bahwa Iran saat ini "sama sekali bukan" ancaman eksistensial tetapi "tantangan keamanan," tetapi bahwa ini akan berubah jika memperoleh senjata nuklir.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir