Aktivis jejaring sosial serukan masyarakat internasional selamatkan Gaza melalui hashtag #SaveGaza

Jalur Gaza, SPNA - Situasi ekonomi yang memburuk di Jalur Gaza serta berhentinya dana bantuan organisasi amal membuat organisasi amal mengadakan sejumlah program, ....

BY 4adminEdited Thu,15 Feb 2018,11:48 AM

Jalur Gaza, SPNA - Situasi ekonomi yang memburuk di Jalur Gaza serta berhentinya dana bantuan organisasi amal membuat organisasi amal mengadakan sejumlah program, diantaranya kampanye hashtag # أنقذوا_غزة dalam bahasa Arab dan #SaveGaza dalam bahasa Inggris, Rabu 14/2/2018 di Yayasan yatim piatu Al-Amal, Jalur Gaza serta dihadiri sejumlah aktivis jejaring sosial Palestina.

Perwakilan tim pemuda Al-Amal, Bilal Najjar (27 tahun) mengatakan bahwa program ini diluncurkan menyusul meningkatnya pengaduan penderitaan yang dialami  warga di Gaza setelah menjalani 3 peperangan yang memakan ribuan korban serta blokade Israel.

‘’Hampir 100 aktivis jejaring sosial aktif  menyebarkan informasi krisis di Gaza melalui hashtag tersebut, namun tujuan kami bukan untuk terkenal, tapi agar masyarakat internasional mengetahui derita kami.’’

Dia menambahkan bahwa Gaza memiliki populasi sebesar 2 juta jiwa, namun mereka mati secara perlahan. ‘’Hinggat saat ini ada lebih dari 25 fasilitas kesehatan terpaksa ditutup bergitu pula sejumlah  rumah sakit besar seperti Rumah Sakit Beit Hanoun dan Rumah Sakit al-Wustha  serta beberapa klinik.’’

Al-Najjar menyerukan agar masyarakat dunia membantu menyelematkan warga Gaza dari kemiskinan , penutupan penyebarangan, krisis listrik dan obat-obatan serta krisis lainnya.

Diantara tweet tersebut sebagai berikut:

Saya mendukung Gaza
 

Di Gaza kami hanya meminta hak kami

 

90% obat-obatan untuk pasien kangker tidak cukup di Jalur Gaza

 

Sebelumnya Sekjen PBB Antonio Guterrez dalam sidang Komite HAM Palestina di PBB, Senin (05/02/2018) memperingatkan bahwa Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020.

 ‘’Situasi kemanusiaan dan ekonomi di Jalur Gaza masih sangat buruk, PBB memperkirakan Gaza akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020 jika tindakan nyata tidak segera diambil untuk memperbaiki layanan dan infrastruktur di wilayah tersebut,’’ terangnya. 

‘’Krisis di Gaza disebabkan blokade oleh Israel. Akibatnya sekitar 2 juta warga Gaza tinggal di bangunan-bangunan roboh dengan listrik yang tidak memadai dan kemerosotan ekonomi serta air yang tercemar. ‘’

‘’Blokade yang diberlakukan Israel sejak 13 tahun lalu telah melumpuhkan kehidupan di Gaza. Menurut statistik resmi terbaru, angka kemiskinan di Gaza mencapai sekitar 80%, sementara tingkat pengangguran mencapai 50%.’’

Guterres menekankan bahwa tidak ada alternatif lain dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel selain solusi dua negara.

Guterres juga mendesak masyarakat internasional berkontribusi dalam solusi dua negara serta menangani krisis di Palestina sesuai resolusi PBB terkait.

Bulan lalu, Pemerintah AS yang dipimpin Donald Trump membekukan  65 juta Dolar dari  125 juta Dolar anggaran bantuan AS untuk  UNRWA.

Situasi ini membuat keuangan UNRWA yang bertugas membantu pengungsi Palestina terancam.

Disebutkan UNRWA memberikan layanan kemanusiaan sekitar 5,9 juta warga Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yordania, Lebanon dan Suriah.

(T.RS)

Abdel Hamid Akkila

leave a reply