PBB: Perang saudra petaka bagi 7550 anak-anak Yaman

Perwakilan khusus PBB untuk perlindungan anak-anak mengingatkan bahwa kasus pelanggaran hak asasi anak di Yaman meningkat drastis. Ia mengajak semua pihak untuk mengambil langkah perdamaian.

BY 4adminEdited Sun,30 Jun 2019,01:55 PM

Washington, SPNA - PBB mengeluarkan sebuah rilis data yang menunjukkan bahwa terdapat 7550 anak terbunuh atau terluka akibat perang saudara yang sedang berlangsung di Yaman. Data tersebut merupakan rekapitulasi korban sejak tahun 2013 sampai awal tahun 2019.

Sekjen PBB, Antonio Guterres, Jumat (28/06/2019), saat mengumumkan data ini mengatakan, jumlah tersebut merupakan sebagian dari 11779 kasus pelanggaran hak asasi anak di Yaman yang berhasil dicatat PBB selama periode tersebut.

Ia mengatakan bahwa fakta yang terjadi dilapangan lebih buruk dari itu. Disebabkan oleh sulitnya akses untuk mengetahui kondisi kemanusiaan di negara tersebut.

Perwakilan khusus PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, Virgina Gamba, mengingatkan bahwa pelanggaran hak anak di Yaman meningkat drastis dalam periode terakhir.

Ia mengajak semu pihak yang terlibat dalam konflik untuk menempuh jalan damai demi menyelamatkan para generasi muda tersebut.

Masih terkait hak asasi anak, bekerja sama dengan UNICEF, sebelumnya PBB juga mengeluarkan sebuah laporan terbaru terkait jumlah anak-anak pengungsi yang meninggal atau dinyatakan hilang di Seluruh dunia.

Laporan ini dikeluarkan pasca penemuan dua jasad, seorang ayah bersama balita perempuanya yang tenggelam di sungai perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.

Frank Lasko, Direktur Pusat Informasi Migrasi Internasional , dalam sebuah pernyataan persnya menyampaikan, “Faktanya, sejak tahun 2014 sampai 2018 terdapat 1600 anak pengungsi di seluruh dunia yang meninggal atau hilang. Tahun ini saja, 73 anak pengungsi dilaporkan tewas. Sebagian kasus terjadi di perbatasan Amerika Serikat–Meksiko dan beberapa tempat lainnya di Amerika, serta di negara-negara Laut Tengah, Afrika dan Asia.

Organisasi Internasional untuk Migrasi juga mengumumkan 32 ribu imigran, antara tahun 2014 sampai 2018, dinyatakan meninggal saat dalam perjalanan ke negara tujian. Sebagian besarnya tewas karena tenggelam.

(T.HN/S: Arabic.RT)

leave a reply
Posting terakhir