Bank Dunia: Angka Kemiskinan di Palestina Berlipat Ganda akibat Pendudukan

Jumlah warga Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan diperkirakan akan meningkat berlipat ganda menurut Bank Dunia; meningkat menjadi 30 persen dari tingkat saat ini yang mencapai 14 persen.

BY Edited Wed,03 Jun 2020,03:58 PM

Tepi Barat

Tepi Barat, SPNA - Seiring rencana pencaplokan Tepi Barat oleh Israel dalam beberapa minggu mendatang, Bank Dunia dan PBB mengeluarkan peringatan akan dampak ekonomi terhadap Palestina akibat rencana itu. Palestina akan sangat terpuruk akibat pendudukan dan penyebaran pandemi COVID-19.

Jumlah warga Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan diperkirakan akan meningkat berlipat ganda menurut Bank Dunia; meningkat menjadi 30 persen dari tingkat saat ini yang mencapai 14 persen. "Bahkan, sebelum pandemi COVID-10, lebih dari seperempat warga Palestina hidup di bawah garis kemiskinan," kata Bank Dunia.

"Rumah tangga miskin diperkirakan meningkat menjadi 30% di Tepi Barat dan 64% di Gaza."

Yang lebih mencolok adalah tingkat pengangguran kaum muda yang dikatakan 38 persen, jauh di atas rata-rata kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Menurut Bank Dunia, ekonomi Palestina tercekik oleh blokade yang diberlakukan oleh Israel pada pergerakan orang dan barang.

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menggemakan keprihatinan yang dikemukakan oleh Bank Dunia. Lembaga ini memperingatkan bahwa langkah pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan menghambat aliran keuangan dan bantuan ke Palestina dan "kemungkinan besar akan memicu konflik.”

PBB mengatakan bahwa "pencapaian pemerintah Palestina selama seperempat abad terakhir akan memudar" dan menambahkan bahwa "situasi perdamaian dan keamanan akan memburuk, dan politik yang lebih keras dan lebih ekstrem akan dihasilkan di kedua belah pihak."

Di sisi lain, wilayah Palestina telah menyaksikan tingkat infeksi yang rendah setelah bertindak cepat untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Di negara ini tercatat tiga kematian dari 450 kasus yang terdaftar di antara sekitar lima juta penduduk di Gaza dan Tepi Barat. Meskipun demikian, ekonomi Palestina diperkirakan akan menyusut sebanyak 11 persen di tahun mendatang.

Ekonomi Palestina tumbuh hanya satu persen pada 2019 dan diproyeksikan menyusut sebanyak 11 persen, tahun ini.

Penyusutan ekonomi diperkirakan akan diperparah lebih lanjut oleh kesenjangan pendanaan dalam anggaran PA yang diperkirakan lebih dari $ 1,5 miliar tahun ini, naik dari $ 800 juta pada tahun 2019.

Bank Dunia menyarankan bahwa salah satu cara untuk mencegah "keruntuhan ekonomi" adalah dengan mengembangkan ekonomi digital. “Ekonomi digital dapat mengatasi hambatan geografis, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan peluang kerja yang lebih baik bagi warga Palestina. Dengan populasi muda yang mengerti teknologi, potensinya sangat besar,” kata Kanthan Shankar, Country Director Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza. “Namun, warga Palestina harus dapat mengakses sumber daya yang serupa dengan tetangga mereka, dan mereka harus dapat dengan cepat mengembangkan infrastruktur digital mereka juga,” tambah Shankar.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply