Tepi Barat, SPNA - Pemukim Yahudi mulai membangun permukiman ilegal, Rabu (30/06/2020) di sebelah selatan Tepi Barat yang diduduki setelah merampas tanah Palestina.
Saksi mata menuturkan, sejumlah pemukim menyerbu wilayah selatan desa Halhul di Hebron.
Sementara, warga Palestina dilarang memasuki wilayah tersebut yang dideklarasikan sebagai "zona militer' oleh militer Israel. Pemukim Yahudi mulai mempersiapkan konstruksi setelah menancapkan bendera Israel di sana.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu berulang kali mengatakan bahwa dia akan mencaplok semua blok permukiman dan Lembah Yordania pada 1 Juli di bawah perjanjian dengan saingan -yang kini menjadi sekutunya- Benny Gantz, kepala Partai Biru Putih.
Pejabat Palestina mengancam akan membatalkan semua perjanjian bilateral dengan Israel ji terus melanjutkan rencananya itu, yang dianggap akan merusak solusi dua negara.
Aneksasi berakar pada Deal of The Century Presiden Donal Trump yang diumumkan pada 28 Januari lalu. Perjanjian ini menyerahkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel secara penuh menyetujui kedaulatan Israel di sebagian Besar Tepi Barat.
Perjanjian ini menyerukan pendirian negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang terhubung dengan jembatan dan terowongan.
Para Pejabat Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS itu, Israel akan mencaplok 30% - 40% wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Sekitar 650.000 Yahudi Israel saat ini tinggal di lebih dari 100 permukiman yang dibangun pada 1967, saat Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Pihak Palestina menginginkan wilayah ini, termasuk Gaza, untuk membangun negara Palestina di masa depan.
Hukum internasional memandang bahwa Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai "wilayah yang diduduki' dan menganggap aktivitas pendirian permukiman di sana sebagai langkah yang ilegal.
(T.RA/S: Anadolu Agency)