Turki akan Tempuh Langkah Hukum terhadap Prancis atas Penyebaran Budaya 'Rasisme dan Kebencian'

Jaksa Turki telah meluncurkan penyelidikan resmi ke Charlie Hebdo setelah menindaklanjuti publikasi ulang karikatur Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam yang sangat ofensif dan karikatur Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan,

BY Edited Fri,30 Oct 2020,11:36 AM

Ankara, SPNA - Pejabat Turki menuduh Prancis telah menyebarkan "budaya rasisme dan kebencian". Dalam putaran terakhir perselisihan pahit antara Paris dan Ankara, para pejabat Turki berjanji untuk mengambil langkah hukum terhadap majalah satir Prancis Charlie Hebdo.

Media pemerintah mengatakan, jaksa Turki telah meluncurkan penyelidikan resmi ke Charlie Hebdo setelah menindaklanjuti publikasi ulang karikatur Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam yang sangat ofensif dan karikatur Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada sampul depan terbaru majalahnya. Karikatur tersebut menggambarkan Erdogan sebagai orang yang bejat secara seksual dan menampilkan referensi yang mengejek Nabi Muhammad (SAW).

Dilaporkan, Erdogan mengatakan bahwa ia kesal dan marah "bukan karena serangan yang menjijikkan terhadap saya" tetapi karena "kekasaran terhadap Nabi kita yang kita anggap lebih berharga daripada nyawa kita sendiri."

Presiden Turki, yang mengatakan bahwa ia sengaja menghindari melihat karikatur tersebut, menambahkan, “Kami tahu bahwa targetnya bukan saya, tetapi nilai-nilai yang kami pertahankan. . . Merupakan kehormatan bagi kami untuk mengambil sikap yang tulus terhadap serangan terhadap Nabi kami."

Menteri Kehakiman Turki, Abdulhamit Gul, memberi tahu wartawan bahwa Turki akan menanggapi melalui cara hukum yang mengatakan bahwa hukum Turki berisi langkah-langkah untuk menjatuhkan sanksi kepada orang-orang yang menyerang "negara kami dan nilai-nilai kami" dan bahwa "langkah-langkah yang diperlukan" telah diambil.

Sebagai tanggapan, Direktur Komunikasi Kepresidenan Fahrettin Altun berkata, “Charlie Hebdo baru saja menerbitkan serangkaian karikatur yang penuh dengan gambar-gambar tercela yang konon adalah presiden kami. Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari publikasi ini untuk menyebarkan budaya rasisme dan kebencian."

Wakil Presiden Fuat Oktay meminta komunitas internasional untuk bersuara menentang "aib ini" dengan menambahkan "Anda tidak dapat membodohi siapa pun dengan bersembunyi di balik kebebasan berpikir."

Hubungan antara Paris dan Ankara kali ini adalah yang terburuk. Kedua negara juga berselisih tentang eksplorasi gas di Mediterania Timur dan dalam konflik di Libya di mana mereka mendukung pihak yang berlawanan.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir