Agresi Israel ‘Cast Lead’ 2008, Warga Gaza Mampu Bertahan Melawan Pembantaian

Agresi mematikan tersebut berlangsung selama 23 hari namun warga Gaza tetap bertahan dan menolak menyerah meskipun mereka harus menghadapi pembantaian mengerikan.

BY Edited Mon,28 Dec 2020,03:32 PM

Jalur Gaza, SPNA – Pada 27 Desember 2008, dua tahun setelah blokade diberlakukan, untuk pertama kali Israel melancarkan agresi besar terhadap Gaza.

Israel menyebut agresi ini dengan Operation Cast Lead atau Mivtza Oferet Yetzukah dalam Bahasa Ibrani, sementara  Hamas menyebutnya Ma’rakah al-Furqan.

Agresi dimulai pasca berakhirnya gencatan senjata enam bulan antara Gaza dan Israel yang ditengahi oleh Mesir. Israel berkali-kali melanggar perjanjian tersebut dan tidak menghormati hal-hal yang telah disepakati. Akibatnya, Gaza menolak memperpanjang gencatan senjata. Hamas, Jihad Islam dan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina bergabung melancarkan serangan roket ke permukiman Israel.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert saat itu menyatakan akan melakukan rapat membahas kemungkinan agresi terhadap Gaza secara intensif jika serangan roket dari Gaza tidak berhenti. Namun genderang perang sudah dibunyikan sehari sebelum rapat dimulai.

Partai-partai berkuasa di Israel menjadikan perang sebagai propaganda menjelang  pemilu pada 10 Februari 2009.

Jajak pendapat Haaretz  menunjukkan masyarakat Israel berada di balik operasi itu.  Bahkan, 52 persen yang mendukung serangan udara.

Suasana Mencekam

Tepat pada pukul 11:27 pagi waktu setempat, 80 pesawat tempur Israel menggempur berbagai wilayah di Gaza. Serangan pertama diprediksi menelan korban jiwa lebih dari 200 syahid. Kebanyakan adalah personel keamanan,  salah satunya adalah Kepala Kepolisian Gaza Mayor Jenderal Taufiq Jabr.

Di hari pertama mayat-mayat bergelimpangan di jalan. Setiap menit belasan korban dilarikan  ke rumah sakit.  Situasi mencekam membuat korban luka-luka tanpa sengaja dimasukkan ke kamar mayat karena disangka sudah meninggal. Rakyat Palestina tidak akan pernah lupa pemandangan itu.

Israel tidak berhenti, mereka melancarkan serangan non-stop selama delapan hari di berbagai wilayah. Ratusan rumah, Masjid dan sekolah hancur. Israel bahkan menggunakan senjata terlarang seperti bom fosfor putih mematikan.  Laporan PBB membuktikan kejahatan ini.

Target Operasi

Operasi Cast Lead ditargetkan untuk menumpas Hamas lalu mengakhiri pemerintah Gaza,  menghentikan serangan roket serta memulangkan prajurit yang ditawan Hamas bernama Gilad Shalit.

Delapan hari sejak agresi dimulai, Israel mulai melancarkan operasi darat dengan menduduki dan membelah perbatasan Gaza. Operasi ini tidak berhasil karena mendapatkan perlawanan keras dari pejuang Palestina.

Pada 17 Januari 2009,  Tel Aviv secara sepihak menyatakan gencatan senjata dan mengumumkan akan menarik pasukannya dari Gaza dalam seminggu. Dua hari kemudian Hamas turut menyatakan gencatan senjata. 

Agresi mematikan tersebut berlangsung selama 23 hari namun warga Gaza tetap bertahan dan menolak menyerah meskipun mereka harus menghadapi pembantaian mengerikan.

Israel tak mampu menundukkan pejuang Gaza meskipun perbedaan kekuatan keduanya sangat jauh.

Agresi tersebut menelan 1.436  korban jiwa dari pihak Gaza, 410 adalah anak-anak,  104 perempuan dan 100 lansia.  Lebih dari 5.400 warga luka-luka, dimana setengahnya adalah anak-anak dibawah umur.

Tel Aviv mengklaim bahwa korban tewas dari pihak Israel hanya 13 orang, 10 dari mereka adalah prajurit. Hal ini dibantah oleh Hamas yang mengatakan bahwa korban tewas dari pihak Israel mencapai 100 orang.

Hamas lalu mengatakan telah menembak lebih 1.500 roket menargetkan kota-kota Israel.

Israel juga  dilaporkan meratakan 4.100 rumah warga Palestina dengan tanah dan merusak 1.7000 lainnya.

Operasi Cast Lead juga menyebabkan kerugian ekonomi yang ditaksir mencapai lebih dari satu miliar Dolar AS.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Jihad Islam: Israel Gagal Capai Tujuan pada Agresi 2008 dan Perlawanan Masih Berlanjut

Jihad Islam juga mengklarifikasi, dalam sebuah pernyataan bahwa perlawanan masih menjadi tema perjuangan, di mana demonstrasi rakyat Palestina menentang kejahatan Israel terus berlangsung. Jihad Islam menyatakan bahwa demontrasi ini adalah bentuk ekspresi asli rakyat dan bangsa Palestina, serta mewakili nilai-nilai ketabahan, kesabaran, dan pembangkangan rakyat Palestina.