Yerusalem, SPNA - Mahkamah Agung Israel memutuskan untuk menunda penggusuran terhadap banyak keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur yang diduduki, hingga 10 Mei mendatang. Keputusan pengadilan tersebut diambil setelah keluarga Palestina yang menghadapi penggusuran di Sheikh Jarrah mengatakan kepada pengadilan bahwa tidak ada kesepakatan yang dicapai dengan pemukim Israel atas klaim kepemilikan tanah dan rumah yang terakhir.
Persidangan akan kembali digelar pada Senin, 10 Mei 2021.
Pengadilan setuju untuk mengadakan sidang pada hari Senin untuk mendengarkan permintaan banding yang diajukan oleh keluarga Palestina di Sheikh Jarrah, menurut Sami Irsheid, pengacara keluarga yang menghadapi penggusuran. Banding itu diajukan atas nama empat keluarga: Iskafi, Kurdi, Qasim, dan Al-Qasim. Dia menambahkan bahwa pengadilan juga akan mempertimbangkan banding dari tiga keluarga lain yang penggusurannya ditetapkan pada 1 Juli mendatang.
Beberapa demonstrasi terjadi di seluruh Yerusalem yang diduduki dalam pekan ini setelah Mahkamah Agung Israel menuntut agar keluarga Iskafi, Kurdi, Jaouni, dan Qasim – yang masing-masing terdiri atas 30 orang dewasa dan 10 anak – dipaksa meninggalkan rumah mereka pada hari Kamis (06/05/2021). Keputusan pengadilan ini merupakan bentuk dukungan terhadap kelompok pemukim kolonial. Pada hari Minggu, Mahkamah Agung memerintahkan keluarga Palestina yang menghadapi penggusuran untuk merundingkan kesepakatan dengan pemukim Israel yang menuntut kepemilikan rumah mereka. Keluarga Palestina, di sisi lain, mengulangi penolakan mereka terhadap kesepakatan apa pun dengan para pemukim , dan mengklaim bahwa itu akan mengarah pada pengakuan keabsahan tuntutan mereka.
