Analis: Kebrutalan Serangan Pendudukan Israel di Gaza Mencerminkan Kegagalan Mereka Sendiri

An-Naami menekankan bahwa agresi Zionis yang kejam di Gaza adalah bukti dari kebangkrutan, ketidakberdayaan, dan penghinaanuntuk mereka sendiri.

BY Edited Mon,17 May 2021,03:23 AM

Gaza, SPNA - Tentara pendudukan Israel melanjutkan serangan brutal dan kekerasannya di Jalur Gaza selama enam hari berturut-turut. Pada Minggu (16/05/2021), angka kematian tercatat mencapai angka sekitar 145 warga sipil, kebanyakan dari mereka merupakan anak-anak dan wanita. Selebihnya mengalami luka-luka dalam pemboman yang diklaim sebagai serangan yang paling kejam sejak awal eskalasi di Jalur Gaza.

Pesawat-pesawat tempur pasukan pendudukan Israel diluncurkan pada Minggu (16/05/2021) dan terjadi lebih dari 100 serangan selama satu jam terakhir di seluruh Jalur Gaza sebagaimana laporan dari media Ibrani.

Tanda kebingungan Israel sangat jelas dalam menargetkan warga sipil dan anak-anak, membom rumah warga yang aman di atas kepala mereka tanpa peringatan sebelumnya. Ini menunjukkan ketidakmampuan pendudukan Israel di depan front internal serta kegagalannya untuk meraih kemenangan.

Pakar urusan Israel, Saleh An-Naami, membenarkan pemboman Israel di Jalur Gaza pada malam tersebut belum pernah terjadi sebrutal itu sebelumnya.

An-Naami menekankan bahwa agresi Zionis yang kejam di Gaza adalah bukti dari kebangkrutan, ketidakberdayaan, dan penghinaanuntuk mereka sendiri.

Ia menjelaskan hal ini sangat mengindikasikan krisis kepemimpinan pendudukan Israel yang gagal mengekspor satu citra kemenangan pun ke publik Zionis untuk menghapus pengaruh dari banyak citra kemenangan yang dibuat oleh perlawanan kita yang gagah berani.

Dalam konteksnya, penulis politik Iyad Al-Qara membenarkan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak memiliki tujuan yang jelas untuk dituju di Jalur Gaza, jadi ia terpaksa menargetkan warga sipil, anak-anak dan wanita. Ini menunjukkan dia sedang mencari kemenangan palsu.

Dalam konteks terkait, dia menjelaskan bahwa pembangunan terowongan merupakan ancaman strategis bagi pendudukan Israel, jadi dia membuat rencana sebelum itu terjadi yang dia sebut khattah metro agar memancing perlawanan faksi-faksi terhadap terowongan ini, kemudian membom dan melenyapkan mereka. Ini menunjukkan bahwa perlawanan menemukan ini selama dua hari terakhir dan Netanyahu gagal untuk mencapai tujuannya.

Dia menunjukkan bahwa kekuatan rudal perlawanan telah berkembang selama bertahun-tahun sesuai dengan kemampuan yang tersedia di Gaza. Senjatanya telah menjadi rudal, pesawat tak berawak dan terowongan, dan itu juga telah menjadi kekuatan nyata dalam menghadapi Israel.

Perlu dicatat bahwa Jalur Gaza menyaksikan eskalasi kekerasan militer oleh pendudukan Israel sejak Senin malam, 10 Mei 2021. Menyebabkan kematian puluhan dan melukai ratusan warga sipil, anak-anak, wanita dan orang tua. Sementara perlawanan memenuhi ancamannya dan memperingatkan tentara pendudukan untuk menghentikan serangan terus menerus dan terus menerus di Masjid Al-Aqsa dan pemindahan orang-orang kami di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem yang diduduki.

(T.NA/S: Paltoday)

leave a reply
Posting terakhir