Tel Aviv, SPNA - Otoritas Penjara Pendudukan Israel, pada Jumat (24/09/2021), sedang membahas kemungkinan pemecatan komandan penjara Gilboa Israel, Gondar Freddy Ben Shitrit, setelah enam tahanan Palestina melarikan diri pada 6 September, dari penjara tersebut.
Media Walla Israel, mengatakan bahwa permasalahan tersebut telah dibahas di tingkat hukum di Komite Otoritas Penjara Israel, bahkan sebelum komite investigasi dibentuk dan hasilnya dipublikasikan.
“Hukum sejauh ini telah menghambat pemecatan komandan penjara Gilboa, tetapi tetap ada tindakan hukum terhadap Ben Shitrit di tingkat kepemimpinan,” sebut media Israel tersebut.
Ben Shitrit ditunjuk sebagai komandan penjara tahun lalu oleh mantan Komisaris Layanan Penjara Israel, Asher Vaknin. Ia dipilih karena kedekatan emosional dengan Asher Vaknin.
“Meskipun ia sama sekali tidak memiliki pengalaman kepemimpinan dalam manajemen penjara,” sebut media Israel, sebagaimana dilansir dari Palinfo.
Dua minggu yang lalu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel, Omer Bar-Lev, mengumumkan pembentukan komite pencari fakta yang akan menyelidiki insiden kaburnya enam narapidana Palestina dari penjara Gilboa.
Pada 6 September, enam narapidana Palestina melarikan diri dari Gilboa, penjara Israel dengan sistem keamanan tinggi. Mereka kabur melalui terowongan yang digali dari sel tahanan mereka ke luar penjara. Empat dari keenam narapidana tersebut ditangkap kembali setelah beberapa hari, tetapi dua lainnya ditangkap sekitar dua hari minggu kemudian.
Sejak narapidana Palestina melarikan diri dari penjara Gilboa, pasukan pendudukan Israel telah mengirim ribuan anggota dinas keamanan, unit pasukan khusus, dan tim pelacak. Mereka juga menggunakan drone dan berbagai teknologi canggih untuk melacak para narapidana yang melarikan diri.
Polisi pendudukan Israel menyebutkan bahwa bahwa biaya pencarian keenam tahanan yang melarikan diri merupakan yang tertinggi dalam sejarah Israel, di mana angkanya melebihi 30 juta dolar Amerika, dengan biaya harian proses pencarian berkisar antara 3 sampai 6 juta dolar.
(T.FJ/S: Palinfo)
