Pengungsi Palestina Lakukan Demontrasi di Markas UNRWA di Beirut

Orang-orang Palestina di Lebanon tinggal di 12 kamp pengungsian, ​​​​dengan kondisi ekonomi dan sosial yang sulit. Hal ini terus diperburuk oleh krisis keuangan, ekonomi, dan politik yang menimpa Lebanon, serta anjloknya nilai mata uang Lebanon.

BY 4adminEdited Thu,17 Mar 2022,03:39 PM

Beirut, SPNA - Ratusan pengungsi Palestina, pada Rabu (16/03/2022), dari sejumlah kamp pengungsi Lebanon berpartisipasi dalam aksi demontrasi di depan markas besar Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), untuk menuntut penyaluran dana bantuan darurat.

Para peserta yang tergabung dalam Gerakan Palestina Bersatu di sejumlah kamp pengungsi, mengangkat spanduk yang menuntut penyaluran bantuan darurat. Mereka menegaskan hak pengungsi Palestina untuk menerima bantuan dan layanan penuh dari UNRWA, sampai mereka dikembalikan ke Palestina.

Para pengunjuk rasa menuju gerbang utama kantor UNRWA dan sejumlah orang mencoba memasuki gedung. Mereka sambil meneriakkan slogan-slogan damai, untuk menuntut perlunya memperluas lingkaran manfaat program “Kesulitan Ekstrim”, menerapkan rencana bantuan mendesak, dan mendukung keluarga miskin Palestina secara finansial.

Dalam laporan rencana darurat, yang diluncurkan pada Februari lalu, UNRWA mengidentifikasi persyaratan pendanaan untuk mendapatkan bantuan tunai tambahan dan reguler berupa makanan dan kebutuhan dasar lainnya dari para pengungsi Palestina yang paling membutuhkan. Hal ini juga termasuk  dukungan pendanaan darurat untuk perawatan rumah sakit, pendidikan, dan layanan kamp pengungsian termasuk bahan bakar untuk pembuangan air dan limbah padat.

Pada tahun 2019, berbagai kamp pengungsi Palestina di Lebanon menyaksikan gerakan protes massal, yang disebut “Gerakan Palestina Bersatu”, ketika mantan Menteri Tenaga Kerja Lebanon, Camille Abu Suleiman, memberlakukan undang-undang yang melarang pengungsi Palestina bekerja di sejumlah bidang profesi.

Orang-orang Palestina di Lebanon tinggal di 12 kamp pengungsian, ​​​​dengan kondisi ekonomi dan sosial yang sulit. Hal ini terus diperburuk oleh krisis keuangan, ekonomi, dan politik yang menimpa Lebanon, serta anjloknya nilai mata uang Lebanon.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir