Dalam Rangka Hari Tahanan, 17 Tahanan Palestina Menderita Lebih 3 Dekade di Penjara Israel

Ia menjelasakan bahwa hal tersebut mengacu pada kesepakatan sebelumnya antara Palestina dan otoritas pendudukan Israel untuk membebaskan tahanan Palestina pada sembilan tahun lalu. Kesepakatan itut menyebutkan tentang pembebasan semua tahanan Palestina yang sudah lama mendekam di penjara dalam empat gelombang. Setelah otoritas pendudukan Israel membebaskan tiga gelombang, mereka menghentikan pembebasan gelombang keempat setelah negosiasi tersendat.

BY 4adminEdited Mon,18 Apr 2022,02:35 PM

Ramallah, SPNA - Pusat Studi Tahanan Palestina, pada Minggu (17/04/2022), mengatakan bahwa otoritas pendudukan Israel telah menangkap 185 tahanan Palestina selama lebih dari 20 tahun, 17 di antaranya telah menghabiskan waktu lebih dari 30 tahun terus menerus di balik jeruji besi penjara Israel.

“Tahanan Palestian yang tertua adalah Karim Younis, yang berasal dari daerah Palestina yang diduduki tahun 1948,” sebut Pusat Studi Tahanan Palestina.

Direktur Pusat Studi Tahanan Palestina, Riyadh Al-Ashqar, menjelaskan bahwa sebanyak 17 tahanan Palestina masuk dalam daftar sebagai tahanan kehormatan dan kepahlawanan, di mana otoritas pendudukan Israel belum mampu melemahkan tekad mereka.

“Hidup para tahanan ini lebih rentan daripada tahanan yang lain, akibat pengabaian medis yang terus diabaikan, mengingat usia mereka telah lanjut dan mayoritas menderita berbagai penyakit, tanpa mendapatkan perawatan,” sebut Riyadh Al-Ashqar.

Ia menunjukkan bahwa mereka memiliki cerita rasa sakit dan penderitaan yang berbeda dari tahanan lainnya, di mana beberapa di antara mereka ada yang telah kehilangan orang tua mereka, anak-anak, saudara, atau orang yang mereka sayangi, tanpa mereka dapat memberi perpisahan terakhir.

“25 tahanan, yang telah ditahan sejak sebelum Kesepakatan Oslo, mengalami penderitaan ganda karena mereka telah menghabiskan puluhan tahun di balik jeruji besi, dan mengalami kondisi kesehatan yang buruk, sebagai akibat kondisi sulit di dalam penjara pendudukan Israel,” sebut Riyadh Al-Ashqar.

Ia menjelaskan bahwa Faris Baroud dan Saadi Al-Garabli, meninggal dunia dalam beberapa tahun terakhir ini, akibat kelalaian medis yang disengaja, setelah mereka menghabiskan waktu lebih dari 26 tahun di penjara pendudukan Israel.

Al-Ashqar menyerukan perlunya membebaskan para tahanan tersebut, yang telah menghabiskan waktu lebih dari setengah hidup mereka di balik jeruji besi.

Ia menjelasakan bahwa hal tersebut mengacu pada kesepakatan sebelumnya antara Palestina dan otoritas pendudukan Israel untuk membebaskan tahanan Palestina pada sembilan tahun lalu. Kesepakatan itut menyebutkan tentang pembebasan semua tahanan Palestina yang sudah lama mendekam di penjara dalam empat gelombang. Setelah otoritas pendudukan Israel membebaskan tiga gelombang, mereka menghentikan pembebasan gelombang keempat setelah negosiasi tersendat.

Direktur Pusat Studi Tahanan Palestina meminta media untuk menjelaskan kategori tahanan yang menghabiskan puluhan tahun di penjara pendudukan Israel demi kebebasan dan martabat rakyat Palestina.

Berdasarkan lembaga yang peduli urusan tahanan Palestina, pada saat ini, otoritas pendudukan Israel masih terus menahan sekitar 4.450 penduduk Palestina, termasuk 32 perempuan, 161 anak-anak, dan sekitar 530 tahanan administratif.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply