Kairo, SPNA - Ahmed Aboul Gheit, Sekretaris Jenderal Liga Arab, pada Minggu (29/05/2022), mengutuk keras sejumlah kelompok ekstremis Israel yang menyerbu masuk kompleks Al-Aqsha, di bawah perlindungan besar pasukan pendudukan Israel.
Dalam sebuah Liga Arab, Aboul Gheit menekankan bahwa tindakan serbuan ke Al-Aqsha tersebut merupakan pelanggaran terhadap status quo dan merupakan provokasi besar terhadap sentimen Arab dan Islam, yang dapat memicu konfrontasi di kota Yerusalem dan kawasan lainnya di Palestina.
“Serbuan ke kompleks Al-Aqsha, sebagai bagian dari Parade Bendera Israel adalah tindakan tidak bertanggung jawab yang ditujukan untuk mencapai keuntungan internal Israel dan mencapai tujuan kelompok ekstrem kanan yang berusaha untuk menghapuskan semua kehadiran bangsa Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki,” sebut juru bicara Aboul Gheit, Jamal Rushdi.
Mengutip pernyataan Aboul Gheit, Liga Arab menyeru kepada negara internasional terutama negara yang memiliki pengaruh kuat untuk menekan Israel dalam menghentikan provokasi dan pelanggaran yang dapat mengobarkan sentiment agama dan meningkatkan ketegangan serta kekerasan di wilayah Palestina.
Menurut Liga Arab tindakan Israel tersebut harus segara dihentikan agar tidak mendorong semua orang ke tengah-tengah konfrontasi agama dengan konsekuensi yang tak terbayangkan.
Pada Minggu, ratusan pemukim Israel melakukan ritual ibadah Talmud secara berjamaah di kompleks Masjid Al-Aqsha dan mengibarkan bendera Israel di bawah penjagaan ketat pasukan pendudukan Israel, yang dilakukan bertepatan dengan perayaan Parade atau Pawai Bendera. Media Palestina tindakan tersebut merupakan aksi berbahaya bagi Palestina dan tindakan provokatif yang dapat menimbulkan konfrontasi.
Parade ini telah lama dianggap sebagai tindakan provokasi oleh penduduk Palestina, di mana pemukim Israel berjalan di jalan-jalan Yerusalem dan kompleks penduduk Palestina sambil meneriakkan kata-kata provokatif seperti “Matilah orang-orang Arab” atau “Muhammad sudah mati” atau “Kami akan menghancurkan Al-Aqsha”.
Pemilik toko Palestina di Kota Tua dipaksa otoritas penduduk Israel untuk menutup toko lebih awal pada hari Parade Bendera untuk memberi jalan bagi demonstran sayap kanan Israel.
(T.FJ/S: RT Arabic)