Palestina: Yerusalem Akan Tetap Menjadi Ibu Kota Abadi Negara Palestina

“Kota Yerusalem Timur, dengan berbagai situs suci umat Islam dan Kristen, akan tetap menjadi ibu kota abadi Negara Palestina, sesuai dengan resolusi legitimasi internasional dan hukum-hukum internasional,” kata juru bicara kepresidenan Nabil Abu Rudeineh.

BY 4adminEdited Mon,30 May 2022,02:00 PM

Yerusalem, SPNA - Kantor kepresidenan Palestina, pada Minggu (29/05/2022), menanggapi pernyataan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, tentang Yerusalem. Kantor kepresidenan Palestina menyebut secara tegas bahwa kota Yerusalem akan tetap dan akan terus menjadi ibukota abadi negara Palestina.

“Kota Yerusalem Timur, dengan berbagai situs suci umat Islam dan Kristen, akan tetap menjadi ibu kota abadi Negara Palestina, sesuai dengan resolusi legitimasi internasional dan hukum-hukum internasional,” kata juru bicara kepresidenan Nabil Abu Rudeineh.

Abu Rudeinah menambahkan bahwa keamanan dan stabilitas di kawasan Palestina tidak akan pernah tercapai selama Israel melanjutkan perangnya terhadap rakyat, tanah, maupun tempat-tempat suci Palestina. Menurutnya keamanan dan stabilitas tidak mungkin tercapai selama Israel terus melanggar dan menolak berbagai resolusi legitimasi internasional dan hukum internasional yang menjadi pondasi dasar proses perdamaian, serta tidak mematuhinya.

“Untuk mencapai stabilitas dan perdamaian abadi, satu-satunya cara adalah Israel harus memenuhi hak-hak sah rakyat Palestina kita, khususnya adalah pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” tegas Abu Rudeinah.

Menurutnya, pernyataan Israel terkait Yerusalem yang menyebutkan bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel tidak dapat memberikan legitimasi terhadap pendudukan kota Yerusalem. Abu Rudeinah meminta masyarakat internasional, terutama pemerintah Amerika Serikat, untuk bertanggung jawab dalam menghentikan pelanggaran Israel dan berhenti melakukan upaya standar ganda.

“Yerusalem berserta seluruh tempat-tempat sucinya tidak dijual dan perdamaian tidak dapat dijual dengan harga berapa pun,” kata Abu Rudeinah.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, menganggap pengibaran bendera Israel di Yerusalem yang diduduki sebagai tindakan normal.

Dalam sebuah pernyataan dari Tembok Al-Buraq, Naftali Bennett, menyebutkan bahwa pemerintahan pendudukan Israel tidak akan membiarkan Yerusalem terbagi atau pecah dan hanya diperuntukkan bagi Israel.

“Pada hari ini, kami berjanji bahwa Yerusalem tidak akan pernah terbagi untuk selamanya,” sebut Bennett pada hari perayaan pendudukan Israel atas Yerusalem Timur Palestina pada 1967 atau kerap disebut sebagai Parade atau Pawai Bendera.

Parade ini telah lama dianggap sebagai tindakan provokasi oleh penduduk Palestina, di mana pemukim Israel berjalan di jalan-jalan Yerusalem dan kompleks penduduk Palestina sambil meneriakkan kata-kata provokatif seperti “Matilah orang-orang Arab” atau “Muhammad sudah mati” atau “Kami akan menghancurkan Al-Aqsha”.

Pemilik toko Palestina di Kota Tua dipaksa otoritas penduduk Israel untuk menutup toko lebih awal pada hari Parade Bendera untuk memberi jalan bagi demonstran sayap kanan Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir