Laporan PBB Sebut Israel Penyebab utama Konflik Palestina

Navi Pillay, Ketua Komisi Penyelidikan yang diamanatkan Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan mantan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia, menulis dalam laporannya bahwa hasil kesimpulan dan rekomendasi terkait akar penyebab konflik ini sangat mengacu pada Israel. Kami menganalisisnya sebagai indikator konflik yang tidak setara antara negara pendudukan dan negara yang diduduki.

BY 4adminEdited Wed,08 Jun 2022,01:54 PM

Jenewa, SPNA - Sebuah laporan yang dikeluarkan Komisi Penyelidikan PBB, sebagaimana dilansir dari RT Arabic, pada Selasa (07/06/2022), menganggap bahwa pendudukan Israel atas tanah Palestina dan diskriminasi terhadap penduduk Palestina adalah penyebab utama dari gelombang kekerasan dan ketidakstabilan yang terus terjadi saat ini.

Navi Pillay, Ketua Komisi Penyelidikan yang diamanatkan Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan mantan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia, menulis dalam laporannya bahwa hasil kesimpulan dan rekomendasi terkait akar penyebab konflik ini sangat mengacu pada Israel. Kami menganalisisnya sebagai indikator konflik yang tidak setara antara negara pendudukan dan negara yang diduduki.

“Realitasnya adalah pendudukan satu negara (Israel) terhadap negara lainnya (Palestina),” sebut Navi Pillay.

Laporan pertama Komisi Penyelidikan PBB ini menekankan bahwa upaya mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah-wilayah Palestina, dengan mematuhi resolusi Dewan Keamanan secara total dan penuh, penting untuk mengakhiri gelombang kekerasan yang terus berkelanjutan.

Status keadaan pendudukan permanen telah dikutip oleh kedua pihak yang terlibat, baik Palestina maupun Israel, sebagai salah satu akar dari ketegangan yang terus berulang, ketidakstabilan, dan konflik berkepanjangan di kedua wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur dan Israel.

Laporan tersebut mengindikasikan bahwa dokumen tersebut disajikan sebelum dipublikasikan kepada otoritas Palestina dan Israel. Di sisi lain, sekitar dua puluhan mahasiswa berdemonstrasi pada hari Selasa di depan markas besar PBB di Jenewa untuk memprotes hasil publikasi laporan tersebut.

Beberapa demonstran menyamar sebagai anggota gerakan perjuangan “Hamas” Palestina, memakai topeng hitam, dan seragam militer.

“Kami membunuh warga sipil dan PBB melindungi kami,” teriak para demonstran.

Sementara demonstran lain memakai topeng yang menggambarkan kepala biro politik Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar.

Sebelumnya, pada akhir Januari 2022, organisasi HAM internasional, Amnesty International (AI), menyatakan bahwa otoritas pendudukan Israel melakukan kejahatan apartheid.

“Israel terlibat dalam serangan kejahatan skala besar yang diarahkan terhadap Palestina yang merupakan kejahatan apartheid yang bertentangan dengan kemanusiaan,” sebut Amnesty Internasional.

Laporan serupa yang juga sudah dikeluarkan organisasi HAM internasional lainnya, Human Rights Watch, pada April 2021, menyebut otoritas pendudukan Israel telah tmelakukan kebijakan diskriminasi terhadap penduduk Palestina di semua wilayah yang berada di bawah kendalinya.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir