Penggalian Israel Terus Berlanjut, Al-Aqsha Terancam Runtuh

Omar Al-Kiswani mengindikasikan bahwa penggalian tersebut telah berlangsung selama lima tahun, terbukti dengan jatuhnya sebuah batu di dinding selatan Masjid Al-Aqsha, yang berdekatan dengan Tembok Al-Buraq. Ia menunjukkan bahwa Otoritas Barang Purbakala Israel menyita batu tersebut. Departemen Wakaf dan Urusan Agama tidak dapat memperoleh batu tersebut untuk kemudian meletakkan kembali pada tempatnya. Omar Al-Kiswani menggambarkan tindakan ini sebagai tindakan yang mencurigakan.

BY 4adminEdited Tue,28 Jun 2022,02:29 PM

Yerusalem, SPNA - Proses penggalian atau ekskavasi yang dilakukan otoritas pendudukan Israel, sebagaimana dilansir Palinfo, pada Minggu (27/06/2022), di area barat Masjid Al-Aqsha. Penduduk Palestina di Yerusalem terus menyuarakan rencana strategis untuk menghentikan penggalian yang mengancam kompleks masjid Al-Aqsha.

Kepala Otoritas Yerusalem Anti-Yahudisasi, Nasser Al-Hedmi, menuntut agar Palestina memiliki rencana strategis untuk menghadapi tindakan otoritas pendudukan Israel dan meningkatkan peran rakyat. Ia menekankan pentingnya upaya resmi dalam menghentikan hubungan dengan otoritas pendudukan Israel, untuk mengakhiri pelanggaran serius di Yerusalem dan Al-Aqsha.

Demi Memaksakan Fakta Baru

Nasser Al-Hedmi menunjukkan bahwa otoritas pendudukan Israel berusaha untuk menemukan jejak yang membuktikan kisah dan narasi tentang kehadiran historis orang-orang Yahudi di Palestina. Pada saat yang sama menunjukkan bahwa otoritas pendudukan Israel tidak berhasil melakukan upaya ini.

“Jadi mereka mencoba untuk melenyapkan bukti yang membuktikan hal sebaliknya dari narasi Zionis, dan mencoba memalsukannya agar konsisten dengan cerita karangan mereka,” sebut Nasser Al-Hedmi.

Selama beberapa hari, alat berat otoritas pendudukan Israel terus melakukan penggalian di area “Istana Umayyah”, berdekatan dengan dinding selatan Masjid Al-Aqsha.

Nasser Al-Hedmi percaya bahwa otoritas pendudukan Israel telah mulai kehilangan kendali atas Masjid Al-Aqsha.

“Mereka bekerja untuk mempercepat hal ini dan ingin melihat masjid-masjid di kompleks Al-Aqsha runtuh. Mereka ingin mencegah Departemen Wakaf Islam untuk melakukan pemugaran masjid-masjid ini dan arsitektur bangunannya,” ungkap Nasser Al-Hedmi.

Otoritas pendudukan Israel berpacu dengan waktu untuk mengontrol kawasan sekitar Masjid Al-Aqsha melalui hukum pemukiman di Yerusalem yang diduduki.

Nasser Al-Hedmi memuji peran rakyat Palestina dalam mempertahankan Masjid Al-Aqsha, baik dari penduduk Palestina di Yerusalem, orang-orang Palestina dari kawasan pedalaman yang diduduki tahun 1948 (yang menjadi negara Israel sekarang), atau penduduk Palestina di Tepi Barat.

“Namun, itu saja tidak cukup. Harus ada peran resmi negara-negara Arab dan Islam yang harus bergerak secara serius dan memiliki dampak dalam menghadapi otoritas pendudukan Israel,” kata Nasser Al-Hedmi.

Sementara itu, Direktur Masjid Al-Aqsha, Syeikh Omar Al-Kiswani, membenarkan bahwa adanya penggalian baru Israel yang telah dipantau di area “Istana Umayyah” yang berdekatan dengan Masjid Al-Aqsha.

Omar Al-Kiswani mengindikasikan bahwa penggalian tersebut telah berlangsung selama lima tahun, terbukti dengan jatuhnya sebuah batu di dinding selatan Masjid Al-Aqsha, yang berdekatan dengan Tembok Al-Buraq.

Omar Al-Kiswani menunjukkan bahwa Otoritas Barang Purbakala Israel menyita batu tersebut. Departemen Wakaf dan Urusan Agama tidak dapat memperoleh batu tersebut untuk kemudian meletakkan kembali pada tempatnya. Ia menggambarkan tindakan ini sebagai tindakan yang mencurigakan.

Omar Al-Kiswani menekankan bahwa otoritas pendudukan Israel mengeluarkan tanah dalam jumlah besar dari sisi barat Istana Umayyah. dan

“Ketika mereka menemukan batu-batu besar, mereka memecahkan dan mengeluarkannya bersama dengan tanah yang digali dari daerah yang sama, sebagai upaya untuk memberikan perubahan dalam simbol maupun landmark Islam di sana,” kata Omar Al-Kiswani.

Ia menjelaskan bahwa otoritas pendudukan Israel, melalui operasi penggalian tersebut berusaha untuk membangun pijakan Yahudi di wilayah menggunakan narasi-narasi historis yang ditemukan, yang sampai saat ini belum ditemukan bukti valid.

“Namun, semua orang tahu bahwa kompleks alun-alun Al-Buraq dan Istana Umayyah adalah tanah wakaf Islam milik Masjid Al-Aqsha,” kata Omar Al-Kiswani.

Penggalian Telah Menyebabkan Keretakan

Omar Al-Kiswani memperingatkan bahwa otoritas pendudukan Israel bertanggungjawab penuh atas tindakan mencurigakan ini. Omar Al-Kiswani memperingatkan bahwa tindakan penggalian tersebut melanggar resolusi UNESCO dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Penggalian ini menimbulkan bahaya besar bagi fondasi kompleks Masjid Al-Aqsha, terutama sisi barat dan sisi selatan Masjid Al-Aqsha,” kata Omar Al-Kiswani.

Ia menekankan perlunya upaya keras untuk menghentikan penggalian otoritas pendudukan Israel di bawah dan di sekitar Masjid Al-Aqsha.

Para peneliti Yerusalem telah memperingatkan ancaman serius baru terhadap Masjid Al-Aqsah, akibat penggalian terus menerus yang dilakukan otoritas pendudukan Israel di wilayah barat, yang bertujuan untuk memaksakan fakta historis atau realitas baru, dengan dalih mengejar warisan sejarah Yahudi dan berusaha untuk menghapus historis bangsa Palestina.

Lembaga yang bertanggung jawab terhadap Al-Aqsha mengungkapkan adanya retakan baru yang muncul sisi barat kompleks Al-Aqsha, dekat Museum Islam, dan Gerbang Mughrabi yang berdekatan dengan Tembok Al-Buraq sampai ke area Istana Umayyah, sebagai akibat dari penggalian terus menerus di bawah kompleks Al-Aqsha yang dilakukan oleh otoritas pendudukan Israel.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir