Jalur Gaza: Demonstrasi akan terus berlanjut hingga Israel memenuhi tuntutan Palestina

Dalam konferensi pers di depan gedung UNESCO di Jalur Gaza, Selasa (23/04/2019), Profesor Mahmoud Khalaf menegaskan Great March of Return akan terus berlanjut sampai Israel memenuhi tuntutan menghapus blokade Gaza dan memulangkan kembali pengungsi Palestina yang diusir dari tanah air.

BY 4adminEdited Wed,24 Apr 2019,12:15 PM

Jalur Gaza, SPNA - Lembaga Tinggi Penyelenggara Great March of Return menyatakan akan terus memotori demonstras di perbatasan Gaza hingga Israel memenuhi tuntutan rakyat Palestina.

Dalam konferensi pers di depan gedung UNESCO di Jalur Gaza, Selasa (23/04/2019), Profesor Mahmoud Khalaf menegaskan Great March of Return akan terus berlanjut sampai Israel memenuhi tuntutan menghapus blokade Gaza dan memulangkan kembali pengungsi Palestina yang diusir dari tanah air.

Pemimpin Lembaga Penyelanggara Great March of Return tersebut memperingatkan Israel agar tidak menunda janji yang disepakati dalam gencatan senjata Hamas – Israel yang dimediasi oleh Mesir.

Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Mesir yang telah memainkan peran penting dalam negosiasi tersebut.

Khalaf juga menyerukan rakyat Palestina di seluruh provinsi untuk ikut berpartisipasi dalam aksi “Pekan Persatuan Palestina’’ Jum’at mendatang.

Beliau juga mengecam pihak-pihak yang ingin melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. “Normalisasi dengan Israel adalah penikaman dari belakang serta pengkhianatan terhadap bangsa Palestina yang telah berjuang.”

Jalur Gaza adalah wilayah selatan Palestina yang terisoliasi akibat blokade Israel selama lebih dari 12 tahun dimana blokade berhasil melumpuhkan seluruh lini kehidupan Gaza.

Sejak pemerintah Israel mengisolasi Gaza, tingkat kemiskinan Gaza bertambah pesat. Tercatat 53% warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan. Gaza juga menghadapi krisis listrik, air dan pencemaran. 

Melihat situasi Gaza yang carut marut akibat blokade, Sekjen PBB, Antonio Guterres tahun 2018 lalu telah memperingatkan bahwa wilayah yang memiliki luas 365 persegi tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020 mendatang. 

Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim juga mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia.

Situasi sulit ini memaksa warga Palestina untuk berdemo menyurakan penderitaan mereka dalam aksi yang dikenal dengan “Great March of Return”. Aksi ini telah dimulai sejak 30 Maret 2018 lalu da masih berlangsung hingga hari ini dan akan terus berlanjut sampai Israel memenuhi tuntutan rakyat Palestina.

Menteri Kesehatan Palestina, melaporkan bahwa jumlah korban yang gugur dalam Great March of Return sejak tahun lalu mencapai 286 korban jiwa dan 30398 korban luka-luka. 50 dari mereka yang gugur adalah wanita dan 6 anak-anak.

(T.RS/S:Nuruddin El-Harazin)

leave a reply
Posting terakhir