Israel Bangun Tembok Beton Apartheid yang Pisahkan Jalur Gaza

Kantor media tentara pendudukan Israel menyatakan bahwa otoritas pendudukan Israel mulai membangun tembok beton di perbatasan dengan Jalur Gaza untuk meningkatkan keamanan permukiman Israel yang paling dekat dengan kawasan Palestina tersebut.

BY 4adminEdited Sun,08 Jan 2023,01:14 PM

Gaza, SPNA - Kantor media tentara pendudukan Israel, pada Kamis (05/01/2022), mengatakan bahwa pembangunan tembok beton telah dimulai untuk memisahkan wilayah Palestina yang diduduki Israel pada tahun 1948 (Israel sekarang) dari wilayah Jalur Gaza.

Kantor media tentara pendudukan Israel menyatakan bahwa otoritas pendudukan Israel mulai membangun tembok beton di perbatasan dengan Jalur Gaza untuk meningkatkan keamanan permukiman Israel yang paling dekat dengan kawasan Palestina tersebut.

Berdasarkan informasi tembok beton pemisah apartheid ini akan memiliki panjang 4,5 kilometer dan akan dibangun di sepanjang dua jalan raya bagi mobil yang melintas di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, Palestina.

Tembok pemisah atau kerap disebut sebagai tembok apartheid ini mulai dibangun sekitar 20 tahun lalu di Tepi Barat, untuk memisahkan kawasan kawasan penduduk Palestina di Tepi Barat dengan kawasan Palestina lainnya yang telah diduduki Israel dan telah dibangun permukiman Israel.

Pada tanggal 23 Juni 2002, pemerintah pendudukan Israel mulai melakukan pembangunan tembok apartheid di Tepi Barat. Tembok apartheid ini memiliki panjang sekitar 770 km, dan mengisolasi area seluas 733 kilometer per segi. Melalui tembok timur, otoritas pendudukan merebut dan mengisolasi tanah Palestina di Lembah Yordan, yang merupakan pusat sumber utama makanan untuk rakyat Palestina.

Tembok tersebut mencegah Palestina mengeksploitasi lebih dari sepertiga wilayah Tepi Barat, dan mengisolasi puluhan sumur artesis dan lahan pertanian.

Pembatasan akses dan tekanan terus menerus yang dipraktekkan oleh otoritas pendudukan Israel baik melalui tentara maupun gerombolan pemukim Israel terhadap penduduk Palestina, telah menyebabkan banyak korban jiwa dari penduduk sipil Palestina yang melakukan operasi melawan otoritas pendudukan Israel.

Semua kawasan Palestina mencatat meningkatnya operasi perlawanan, termasuk upaya penembakan dan pelemparan bom molotov dan batu dalam menghadapi kejahatan dan kekerasan yang terus menerus dilakukan pasukan pendudukan Israel, baik operasi Yahudisasi, penghancuran bangunan milik penduduk Palestina, dan penganiayaan terhadap penduduk sipil Palestina.

(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)

leave a reply