Rusia: Serbuan ke Al-Aqsha oleh Ben-Gvir Mirip Serbuan Ariel Sharon yang Picu Intifadah

“Kami menemukan bahwa setiap ketegangan di Yerusalem benar-benar merupakan sumber ketidakstabilan, bukan hanya di wilayah Palestina, tetapi di kawasan tersebut secara keseluruhan. Dalam hal ini, kami meminta kedua pihak untuk menahan diri dari langkah-langkah provokatif dan sepihak,” kata Vasily Nebenzia.

BY 4adminEdited Sat,07 Jan 2023,01:53 PM

Moskow, SPNA - Delegasi Rusia untuk Dewan Keamanan PBB, Vasily Nebenzia, pada Kamis (05/01/2022), menyatakan dukungan Moskow bagi Uni Emirat Arab (UEA) dan China untuk mengadakan pertemuan Dewan Keamanan dan mempertimbangkan situasi di Timur Tengah, termasuk permasalahan Palestina.

“Serbuan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, ke Masjid Al-Aqsha merupakan tindakan yang mengecewakan. Anda tidak dapat memisahkan kejadian ini dari peristiwa yang terjadi pada tahun 2000 setelah (Ariel) Sharon dengan ratusan polisi, merangsek masuk ke Al-Aqsha, yang (akhirnya) memicu Intifadah Palestina Kedua, yang merenggut ribuan nyawa,” kata Vasily Nebenzia.

Moskow kembali menyatakan penolakan pelanggaran terhadap status quo Yerusalem sebagai tempat sakral bagi tiga agama monoteistik dan status Kerajaan Hashemite Yordania sebagai penjaga situs agama Islam dan Kristen di Yerusalem.

“Kami menemukan bahwa setiap ketegangan di Yerusalem benar-benar merupakan sumber ketidakstabilan, bukan hanya di wilayah Palestina, tetapi di kawasan tersebut secara keseluruhan. Dalam hal ini, kami meminta kedua pihak untuk menahan diri dari langkah-langkah provokatif dan sepihak,” kata Vasily Nebenzia.

Ia mengungkapkan harapannya agar Kabinet baru di Israel tidak mengambil langkah apa pun seperti menyita properti orang Palestina, menggusur penduduk Palestina, atau tindakan apa pun yang akan menghambat proses perdamaian.

Vasily Nebenzia menekankan bahwa perkembangan terakhir di Yerusalem telah mendesak internasional sekali lagi untuk menyelesaikan situasi saat ini untuk menghindari konfrontasi dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk memulai kembali negosiasi antara kedua pihak dalam kerangka solusi dua negara.

“Kami frustrasi dan kecewa, karena orang Amerika Serikat di Kuartet (Timur Tengah) menolak bekerja sama untuk melanjutkan proses perdamaian. Faktanya, mereka mencoba menghindari dan memanipulasi proses perdamaian, dan mengeksploitasinya untuk mencapai tujuan mereka sendiri,” kata Vasily Nebenzia.

Ia menekankan bahwa Rusia akan melanjutkan upaya yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan konsensus internasional dan mengoordinasikan upaya semua pihak internasional yang berkepentingan untuk mencapai solusi yang adil. Kami yakin bahwa dialog langsung antara kedua pihak dapat dibentuk melalui mediasi Kuartet Timur Tengah, yang merupakan satu-satunya mekanisme yang diakui dan disahkan secara internasional Dewan Keamanan PBB.

Rusia banyak membantu Palestina dalam mediasi perdamaian di kawasan Timur Tengah, khususnya Palestina. Rusia tergabung dalam Kuartet Timur Tengah, yang terkadang disebut Kuartet Diplomatik atau Kuartet Madrid, empat negara dan entitas internasional yang terlibat dalam memediasi proses perdamaian Israel-Palestina.

Kuartet ini terdiri dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia. Kelompok tersebut didirikan di Madrid pada 2002, yang menyerukan Konferensi Madrid 1991, sebagai hasil penyelesaian konflik di Timur Tengah.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir