Moskow pada Peringatan 30 Tahun Perjanjian Oslo: Washington Jerumuskan Perdamaian Palestina-Israel ke dalam Kekacauan

Zakharova menekankan pentingnya mengambil pelajaran dari Perjanjian Oslo dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ia menekankan bahwa Amerika Serikat yang memonopoli negosiasi dan mediasi harus memberi jalan bagi mediasi bersama dan netral terkait permasalahan Palestina.

BY 4adminEdited Sat,16 Sep 2023,01:29 PM

Moskow, SPNA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Rabu (15/09/2023), melaporkan bahwa Perjanjian Oslo mencapai beberapa hasil pada tahap pertama penandatanganannya. Namun kemudian mulai menghambat karena berbagai faktor.

Hal ini disampaikan Zakharova dalam konferensi pers peringatan 30 tahun Perjanjian Oslo yang ditandatangani antara Otoritas Palestina dan Israel.

“30 tahun yang lalu, pada 13 September 1993, Organisasi Pembebasan Palestina dan Israel menandatangani sebuah deklarasi prinsip mengenai pengaturan pemerintahan mandiri Palestina, di Washington. Sementara pemerintahan sendiri dirumuskan dan disepakati secara tertutup di ibu kota Norwegia, Oslo, yang kemudian dikenal sebagai Perjanjian Oslo,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan bahwa implementasi praktis beberapa isi dan ketentuan Perjanjian Oslo pada tahap pertama membuahkan hasil. Namun, kita harus mengakui bahwa kemudian proses politik dalam kerangka Oslo terhambat oleh berbagai faktor.

“Tiga dekade terakhir ditandai dengan gagalnya upaya mediasi sepihak Amerika, yang terakhir terjadi pada tahun 2014, sehingga menyebabkan proses perdamaian Palestina-Israel terjerumus ke dalam kekacauan dan diam di tempat. Konflik berdarah dan bentrokan bersenjata antara kedua belah pihak terjadi berulang-ulang,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Zakharova menekankan pentingnya mengambil pelajaran dari Perjanjian Oslo dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ia menekankan bahwa Amerika Serikat yang memonopoli negosiasi dan mediasi harus memberi jalan bagi mediasi bersama dan netral terkait permasalahan Palestina.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia menekankan pentingnya pihak-pihak utama dan internasional menolak tindakan sepihak Israel di wilayah Palestina, khususnya permukiman ilegal, serangan teroris pemukim, dan hasutan untuk melakukan kekerasan.

“Perbedaan antara Israel dan Palestina hanya dapat diselesaikan melalui dialog langsung dan komprehensif. Pihak Rusia mendukung percepatan langkah kolektif yang bertujuan untuk menciptakan prasyarat yang diperlukan agar dapat dimulai kembali proses perdamaian,” Kementerian Luar Negeri Rusia.

Rusia banyak membantu Palestina dalam mediasi perdamaian di kawasan Timur Tengah, khususnya Palestina. Rusia tergabung dalam Kuartet Timur Tengah, yang terkadang disebut Kuartet Diplomatik atau Kuartet Madrid, empat negara dan entitas internasional yang terlibat dalam memediasi proses perdamaian Israel-Palestina.

Kuartet ini terdiri dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia. Kelompok tersebut didirikan di Madrid pada 2002, yang menyerukan Konferensi Madrid 1991, sebagai hasil penyelesaian konflik di Timur Tengah.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir