Palestina: Generator Listrik Utama di RS Indonesia Tidak Berfungsi Lagi

Kementerian Kesehatan di Gaza sebelumnya telah memperingatkan bahaya matinya generator listrik di Rumah Sakit Al-Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza dan Rumah Sakit Indonesia, rumah sakit terbesar di utara Jalur Gaza.

BY 4adminEdited Thu,02 Nov 2023,06:25 AM

Gaza, SPNA - Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, Ashraf Al-Qudra, pada Kamis (02/11/2023), mengumumkan bahwa generator listrik utama di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara telah mati. Ia menekankan bahwa hal ini akan membahayakan pasien.

Al-Qudra membenarkan bahwa rumah sakit Indonesia pada saat ini menggunakan rencana krisis dengan mengoperasikan generator cadangan, yang menyebabkan sistem elektromekanis berhenti bekerja di semua departemen rumah sakit, termasuk sistem ventilasi, dan matinya satu-satunya stasiun oksigen di rumah sakit dan pengoperasian lemari es untuk penyimpanan jenazah telah terhenti. Rumah sakit terpaksa menggunakan penerangan menggunakan senter.

Juru bicara Kementerian menegaskan bahwa aktivitas dalam kerangka rencana krisis memungkinkan rumah sakit untuk dapat beroperasi selama beberapa hari.

“Namun, jika bahan bakar tidak tiba, kita pasti akan mengalami bencana. Kami mengimbau Masyarakat untuk segera turun tangan memasok bahan bakar ke Kompleks Al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia,” kata Ashraf Al-Qudra.

Kementerian Kesehatan di Gaza sebelumnya telah memperingatkan bahaya matinya generator listrik di Rumah Sakit Al-Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza dan Rumah Sakit Indonesia, rumah sakit terbesar di utara Jalur Gaza.

Ashraf Al-Qudra menegaskan kurangnya bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan generator listrik, adalah akibat larangan pasokan bahan bakar ke Jalur Gaza atas perintah Israel sebagai bagian dari kejahatan blokade Jalur Gaza. Ia menekankan upaya untuk menyelamatkan sebanyak mungkin korban luka.

Sistem kesehatan di Jalur Gaza berada dalam situasi yang menyedihkan, akibat blokade yang diberlakukan oleh Israel sejak tahun 2006 yang menyebabkan kurangnya alat-alat bedah, peralatan medis, dan obat-obatan.

Pemboman Israel yang masih terus berlangsung di Jalur Gaza hingga saat ini telah menyebabkan tragedi di semua rumah sakit Palestina di Jalur Gaza, di mana rumah sakit tersebut terpaksa beroperasi melebihi kapasitas akibat besarnya jumlah korban pemboman Israel.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, hingga pada Rabu (01/11/2023), sebanyak 8.796 penduduk Palestina meninggal dunia dalam serangan udara militer pendudukan Israel, termasuk di antaranya 3.648 anak-anak dan 2.290 perempuan. Sementara itu, sebanyak 22.219 orang mengalami luka-luka dan ribuan lainnya masih hilang di dalam reruntuhan akibat serangan bom Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply