Upaya mencetak generasi al-Qur’an di negeri jajahan Yahudi Bag.2

Ustadz Ghazy Alwan, salah seorang pembina di Darul-Qur’an, mengatakan “Sesungguhnya seorang guru adalah unsur paling utama dalam proses pembelajaran Al-Qur’an, ia  harus terus melakukan inovasi,

BY Rara Atto Edited Fri,19 May 2017,01:46 PM

SPNA - Gaza City

Workshop Darul Qur’an Indonesia di Jalur Gaza

Upaya mencetak generasi al-Qur’an di negeri jajahan Yahudi (Bag.2)

Laporan wartawan SPNA, Reham Abu Ajwah

Seni Berinteraksi

Ustadz Ghazy Alwan, salah seorang pembina di Darul-Qur’an, mengatakan “Sesungguhnya seorang guru adalah unsur paling utama dalam proses pembelajaran Al-Qur’an, ia  harus terus melakukan inovasi, dan memikirkan strategi  pembinaan yang mampu mendorong siswa untuk lebih semangat dalam menghapal, dan (tentu saja) membimbing mereka agar berakhlak mulia.”

Dia menyebutkan bahwa proses pengawasan merupakan bentuk konektivitas antara pihak pengelola (manajemen)  dan guru-guru di Darul-Qur’an, yang juga merupakan unsur  saling melengkapi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja, dan mengevaluasi berbagi kekurangan yang ada.”

Senada dengan hal tersebut, Ustazah Raja El-Hartsany, menyinggung perihal  keutaman  mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. Ia menekankan pentingnya untuk tetap menggunakan hijab syar’i dan menjaga keikhlasan dalam bekerja, serta perlunya untuk terus meningkatkan ke-taqwa-an.

Ustadzah Maryam El-Melawy menjelaskan, sejumlah metode dalam pembelajaran Al-Qur’an, berikut sisi positif dan negatif setiap metode. Dia menyarankan,  pentingnya  bagi  para guru  untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam proses pembelajaraan, dan ia menghimbau agar para guru menggunakan berbagai cara untuk bisa memotivasi para murid, dan memberi nasehat dengan baik, dan menjauhi  perasaan  putus asa.

Ustadz Abdul Fatah Hamudah mengisyaratkan, pentingnya untuk memperbaiki pengucapan huruf yang serupa dalam Al-Qur’an (At-Tasyabuh) yang merupakan salah satu bentuk kemukjizatan Al-Qur’an itu sendiri.  Dia menegaskan pentingnya untuk terus mengulang secara kontinyu, dan  memperhatikan  aspek  tahapan dalam menghapal Al-Qur’an, serta perlunya menjauhi kemaksiatan dalam belajar Al-Qur’an.  Dia menyarankan agar kedepan, diadakan pelatihan khusus tentang ilmu “Al-Mutasyabih” dalam Al-Qur’an.

Masalah dan solusi

Ustadazah Isra’ Hamudah menyebutkan sejumlah problematika bagi yang dialami oleh guru demikian pula siswa. Adapun Ustadz Mahmod Manun, membahas  problematika  yang  berhubungan  dengan lingkungan kerja, dan mengajak agar terus melakukan diskusi atau sharing pendapat, serta mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain.

Dia menegaskan pentingnya upaya-upaya pembaharuan  dan inovasi, serta menjauhi hal-hal yang bersifat monoton.

Saran dan rekomendasi

Di akhir workshop, Dr. Mahmod Abu Zarinah merekomendasikan sejumlah hal, antara lain:

“Pengadaan pelatihan (daurah) tentang ilmu mutasyabih lafdzi, pemilihan waktu yang tepat untuk menghapal, penentuan jumlah siswa dalam satu kelompok, mengutamakan  kualias hapalan daripada jumlah hapalan, menyebarkan kesadaran akan pentingnya  pendidikan islami, mengadakan sejumlah pelatihan bagi guru maupun siswa, untuk melawan rutinitas yang bersifat monoton, terus melakukan inovasi, dan evalusi untuk memperbaikan sejumlah kekurangan satu demi satu.”

 

SPNA Gaza City

Penerjemah: Ihsan

 

leave a reply
Posting terakhir