Tolak deportasi, mugran Afrika mengecat putih wajah mereka

Tel Aviv, SPNA - Israel memenuhi janjinya untuk menangkap dan mengusir migran Afrika pekan lalu, setelah menahan tujuh warga Eritrea yang menolak dideportasi ke Rwanda.

BY 4adminEdited Sat,03 Mar 2018,10:15 AM

Tel Aviv, SPNA - Israel memenuhi janjinya untuk menangkap dan mengusir migran Afrika pekan lalu, setelah menahan tujuh warga Eritrea yang menolak dideportasi ke Rwanda.

Pemerintah Israel telah mengusulkan untuk memberi dana sebesar $ 3.500 untuk setiap migran agar mereka meninggalkan Israel, dengan pilihan untuk dipulangkan atau dipindahkan ke negara ketiga. Jika mereka tidak pergi pada akhir Maret, para migran tersebut menghadapi penahanan yang tidak pasti. Petugas imigrasi juga mempekerjakan petugas pemeriksa sipil untuk membantu menyelidiki dan menangkap para migran.

Namun rencana Israel yang mendapat kecaman dunia dari pendukung hak asasi manusia, baik di dalam maupun di luar negeri, meminta perdana menteri Benjamin Netanyahu untuk tidak mendeportasi para pencari suaka tersebut, dengan mengatakan bahwa negara tersebut "tidak memiliki masalah pengungsi", dan meminta 'negara Yahudi tersebut membatalkan rencanaya.

Melaporkan kejadian tersebut, dua kelompok hak pengungsi, Hotline untuk Organisasi Pengungsi dan Migran serta Bantuan untuk Pengungsi dan Pencari Suaka di Israel (ASSAF), mengungkapkan bahwa pihak berwenang menyerahkan para pencari suaka "pemberitahuan deportasi", dan memenjarakan mereka di penjara Saharonim di selatan Israel.

Untuk memprotes deportasi tersebut, narapidana di penjara Holot di gurun Negev melakukan mogok makan sebagai langkah awal. Para migran Afrika juga menuju ke jalan-jalan, melakukan demonstrasi di depan kedutaan besar seperti Rwanda, dan berharap dapat menekan pejabat untuk menghentikan pengusiran mereka. Beberapa dari mereka yang berdemonstrasi juga melukis wajah mereka dengan warna putih, menunjukkan bahwa mereka dikirim ke dalam bahaya karena Israel tidak percaya bahwa kehidupan mereka, orang-orang yang 'berkulit hitam' adalah penting.

Dalam beberapa bulan terakhir, Perdana Menteri Bejamin Netanyahu telah berbicara tentang bagaimana Israel berjuang untuk mengatasi apa yang dia sebut sebagai krisis migran.

Saat ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa ada hampir 40.000 migran Afrika di Israel, sebagian besar dari mereka adalah orang Eritrea dan Sudan.

Sebagian besar pengungsi telah melarikan diri dari kondisi buruk di negara asal mereka, seperti Sudan, telah dilanda perang, kesulitan ekonomi dan kasus Eritrea, seperti korupsi.

Rwanda, di mana banyak migran dilaporkan dikirim, baru-baru ini mengatakan bahwa "salah dan menyinggung" bahwa pencari suaka diberi pilihan untuk pergi ke Rwanda atau ke penjara. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang sebelumnya dideportasi ke Rwanda dan Uganda terus menghadapi bahaya dan kematian, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka dengan melakukan perjalanan jauh ke Eropa.

(T.RA/S: Idonshayo)

leave a reply
Posting terakhir