Penjaga Penjara di Alaska paksa tahanan Muslim memakan daging babi saat berbuka puasa

Para aktivis, yang mengajukan gugatan terhadap Departemen Pemasyarakatan Alaska, mengklaim bahwa narapidana Muslim menerima jatah yang tidak cukup dan beberapa dari yang mereka terima, mengandung daging babi.

BY 4adminEdited Fri,25 May 2018,10:38 AM

TRT World - Washington

Washington, SPNA - Seorang hakim federal AS, Kamis pekan lalu, memerintahkan penjaga penjara di Alaska untuk berhenti memberi para tahanan Muslim babi saat mereka berbuka puasa selama bulan Ramadhan, kata juru kampanye hak asasi.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengajukan gugatan pada hari Selasa (22/05/2018) mengklaim Anchorage Correctional Complex telah melanggar larangan konstitusional terhadap "hukuman yang kejam dan tidak biasa."

CAIR mengatakan, Pengadilan Distrik AS untuk Alaska telah mengabulkan permintaannya untuk perintah darurat sementara yang mengharuskan penjaga menyediakan makanan yang sesuai dengan pedoman kesehatan pemerintah.

"CAIR telah melaporkan lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kefanatikan yang menargetkan Muslim Amerika dan anggota kelompok minoritas lainnya sejak pemilihan Donald Trump sebagai presiden," kata organisasi yang berbasis di Washington itu dalam sebuah pernyataan.

Narapidana yang menjalankan puasa diberikan makanan setara dengan 1.100 kalori per hari, menurut keluhan yang diajukan, jauh lebih sedikit dari jumlah harian yang direkomendasikan sekitar 2.500 kalori untuk pria.

Para tahanan disajikan paket makanan yang terbuat dari daging babi, yang dilarang dalam Islam.

CAIR mengatakan, perlakuan itu bertentangan dengan Undang-undang Penggunaan Tanah dan Pelembagaan Beragama dan melanggar hak Amandemen pertama dan 14 untuk perlindungan yang sama dan kebebasan beragama secara bebas.

Gugatan itu menuntut adanya "diet gizi seimbang" untuk narapidana, serta perubahan kebijakan dan kompensasi dan ganti rugi hukuman.

Departemen Koreksi Alaska tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.

Menurut Anchorage Daily News ada antara 30 dan 40 narapidana Muslim yang dipenjara di penjara Alaska.

Juru bicara Departemen Koreksi, Megan Edge, mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa setiap narapidana harus mendaftar untuk bisa memperoleh makanan Ramadhan.

(T.RA/S: TRT World)

leave a reply