Jalur Gaza, SPNA - Dalam rangka membantu rakyat Palestina, Indonesia, kembali menyerahkan bantuan berupa obat-obatan serta peralatan medis kepada Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza.

Bantuan yang diserahkan melalui Yayasan Daarut Tauhiid Peduli serta dihadiri oleh Bapak Abdillah Onim tersebut untuk menanggapi permohonan Kementerian Kesehatan Palestina yang mengalami krisis peralatan medis hingga 50%.

Bantuan obat-obatan yang diserahkan tsb bersifat urgent atau emergency seperti cairan pembiusan dan cairan infus dll, dimana akan dijadikan pasokan obat-obatan menangani pasien selama 2 minggu kedepan.

Direktur Jenderal Farmasi Kementerian Kesehatan Gaza, Dr. Munir al-Bursh, Rabu (20/06/2018) mengatakan bahwa pihaknya mengalami kesulitan dalam melayani pasien baik dalam pengobatan kanker, dialisis, atau infus, akibat kekurangan peralatan medis.

Menkes Gaza juga mengalami kesulitan dalam melaksanakan operasi dan pembedahan terhadap pasien yang meningkat drastis sejak beberapa waktu terakhir pasca serangan brutal pasukan Israel terhadap warga sipil Palestina yang berpartisipasi dalam Great March of Return.

“Kami kewalahan mengobati warga Palestina yang terluka dalam jumlah besar hingga mencapai 13.000 jiwa sejak dimulainya Great March of Return akhir Maret lalu hingga saat ini, ‘’ ujarnya.

Al-Bursh juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada rakyat dan pemerintah Indonesia atas bantuan medis tersebut khususnya dalam situasi saat ini.

Sejak 30 Maret lalu, ribuan warga Palestina menggelar demonstrasi dekat pagar pembatas antara Gaza dan wilayah yang diduduki Israel.

Berdasarkan Laporan Departemen Kesehatan di Gaza sebanyaka 120 warga sipil gugur dan 13.000 lainnya luka-luka sejak dimulainya unjuk rasa Great March of Return 30 Maret lalu.

Selain itu salah satu sniper Israel menembak Razan al-Najjar, relawan medis Palestina berusia 21 tahun, ketika mencoba menyelamatkan salah satu korban dekat pagar perbatasan, Khan Younis di Jalur Gaza selatan.

(T.RS/S: Muhammad Al-Hartani)