Yerusalem, SPNA - Perancis meminta Pemerintah Israel batalkan niatnya untuk menggusur Khan Al-Ahmar.

Kementerian Luar Negeri Perancis melalui Kedutaan Besarnya di Yerusalem, Selasa (23/10/2018), memberikan pernyataan lewat sebuah pertemuan pers, “Kami meminta Pemerintah Israel untuk membatalkan rencana penggusuran Khan Al-Ahmar, dan tidak melakukan hal yang mempersulit perdamaian kedua negara.”

Mereka menambahkan bahwa Paris khawatir  melihat penggusuran paksa yang ingin dilakukan oleh pemerintah Israel.

Pemerintah Uni Eropa dan PBB serta organisasi non-pemerintahan lainnya berharap penggusuran Khan Al-Ahmar tidak terjadi. Hal tersebut dapat memisahkan Tepi Barat utara dari selatan dan memperluas permukiman ilegal Yahudi.

Dengan demikian, berdirinya Palestina sebagai negara berdaulat akan sulit dicapai. Padahal itu merupakan salah satu solusi untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel yang ditawarkan dunia internasional.

Terdapat 200 warga Palestina yang tinggal di Khan Al-Ahmar saat ini. Kejaksaan Agung Israel pada Maret lalu mengeluarkan perintah untuk menggusur warga berikut dengan sebuah rumah sekolah yang menampung 170 siswa dari beberapa wilayah sekitar Khan Al-Ahmar.

Khan Al-Ahmar terletak di antara beberapa permukiman Yahudi. Ia merupakan salah satu desa incaran Israel demi merealisasikan proyek perluasan wilayah yang disebut “E1”.  Proyek untuk menguasai wilayah seluas 12 ribu donum (1 donum = 1000 meter2), mulai dari wilayah Yerusalem Timur sampai Laut Mati.

(T.HN/S:Palinfo)