LSM: 2018 menjadi “tahun paling berdarah” bagi anak-anak Palestina

Lembaga Perlindungan Anak Internasional Palestina (DCIP) melaporkan bahwa 2018 menjadi “tahun paling berdarah bagi anak-anak Palestina.” Setidaknya 53 anak meninggal “akibat tindakan pasukan dan pemukim Israel,” sebagaimana terungkap dalam dokumentasi lembaga tersebut.

BY 4adminEdited Tue,18 Dec 2018,11:56 AM

MEMO - Gaza

Gaza, SPNA - Lembaga Perlindungan Anak Internasional Palestina (DCIP) melaporkan bahwa 2018 menjadi “tahun paling berdarah bagi anak-anak Palestina.” Setidaknya 53 anak meninggal “akibat tindakan pasukan dan pemukim Israel,” sebagaimana terungkap dalam dokumentasi lembaga tersebut.

Menurut DCIP, mayoritas kematian tersebut dilakukan oleh pasukan pendudukan dan akibat tembakan langsung, yang “acapkali terjadi saat protes mingguan dan aktifitas terkait di Jalur Gaza.”

Gambar suram terakhir dirilis pada 15 Desember, yang merupakan pembunuhan terhadap seorang bocah laki-laki Palestina -berusia empat tahun- oleh pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza.

Pada 11 Desember, Ahmad Yasser Sabri Abu Abed menyerah pada luka yang ia derita, setelah peluru yang ditembakkan oleh tentara Israel di lokasi unjuk rasa menembus kepala, dada dan perutnya. Ahmad berada dalam dekapan ayahnya saat menghembuskan nafas terakhirnya.

“Seketika, saya mendengar suara tembakan yang dilepaskan oleh salah seorang tentara dan saya mendengar sesuatu meletus di depan saya,” sang ayah mengisahkan. “Saat itu, Ahmad menjerit. Saya melihat ke arahnya dan menemukan darah bercucuran dari mata kanan dan dadanya. Bajunya basah oleh darah.”

DCIP mencatat pula, sejak 3 November, pasukan Israel menembak Abdel-Rahman Ali Ahmad Abu Jamal (17), dan kemungkinan membunuh seorang anak lagi, dan juga Emad Khalil Ibrahim Shahin (17).

Pada 21 November, Abdel-Rahman –yang berasal dari lingkungan Jabal Mukaber di Yerusalem Timur yang diduduki, meninggal setelah mengalami luka tembak serius beberapa pakan sebelumnya, setelah ditudung melakukan serangan kepada petugas polisi Israel.

Sementara itu, Emad Shahin (17), telah ditembak oleh pasukan Israel pada 3 November, “saat ia berusaha memotong pagar pembatas di Deir Al-Balah, pusat Jalur Gaza.” Pihak keluarga menyatakan bahwa paukan Israel menahan jasadnya.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply