Amman, SPNA - Raja Yordania, Abdullah II, menegaskan bahwa untuk menyelesaikan permasalahan Palestina diperlukan kesepakatan damai yang adil dan mampu bertahan lama.

Hal tersebut hanya ada pada “Solusi Dua Negara,” Yaitu dengan menjamin batas wilayah sesuai pembelahan tahun 1967 serta hak Palestina untuk menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara. Tentunya di samping  kedaulatan penuh bebas dari penjajahan.

Pernyataan tersebut disampaikan kemarin (Rabu, 29/05/2019), saat menjamu penasehat senior Amerika, Jared Kushner, di Yordania.

Kunjungan Kushner itu dalam rangka meraup dukungan dari negara-negara Arab untuk mengadakan KTT Eknomi di Manama, Bahrain.

KTT tersebut disebutkan merupakan langkah awal dari rencana perdamaian Amerika yang dikenal dengan sebutan The Deal of Century. Format tawaran damai Palestina-Israel tersebut ditentang karena dianggap hanya akan menguntungkan Israel.

Pertemuan tersebut juga berlangsung dengan pemaparan perkembangan terakhir di wilayah Timur Tengah, khususnya yang berhubungan dengan usaha untuk meredakan konflik penjajahan Israel.

Dari pihak Amerika, turut hadir dalam rombongan tersebut tangan kanan Jared Kushner, Greenblatt, dan delegasi khusus Amerika di Kementerian Luar Negari yang bertanggung jawab terhadap kasus Iran, Brian Hook.  

Sehari sebelumnya (Selasa, 29/05) mereka telah juga melakukan pertemuan yang sama dengan Raja Mohammed VI di Maroko. Perjalanan mereka hari ini (Kamis, 30/05), akan berakhir di Israel guna bertemu Benjamin Netanyahu.

Presiden Palestina, Mahmud Abbas jauh hari telah mengumumkan bahwa pemerintahannya tidak melihat Amerika sebagai pihak yang  pantas untuk menjadi mediator perdamaian. Pasalnya banyak kebijakan mereka yang merugikan Palestina. Seperti pemindahan Kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem dan pemotongan bantuan untuk pengungsi yang disalurkan melalui UNRWA.

(T.HN/S: Aawsat)