Peringatan Lembaga Wakaf Palestina, Israel berencana mengubah ‘’status quo’’ kota suci Al-Quds

Tindakan represif IDF dan polisi Israel serta  kelompok-kelompok Yahudi radikal mencapai  puncaknya saat Ramadhan ke 28 dimana Israel mengubah halaman Masjid Al-Aqsa menjadi barak militer. Mereka menyebarkan 400 unit tentara di Al-Haram Al-Syarif bahkan mengotori dan mengobrak abrik Masjid Al-Aqsa.

BY 4adminEdited Mon,03 Jun 2019,02:42 PM

Al-Quds, SPNA -  Lembaga Wakaf Al-Quds, Komite Islam Tinggi dan Darul Ifta Palestina serta Departemen Kehakiman dan Lembaga Wakaf Islam Palestina dalam konferensi pers bersama, Minggu (02/06/2019) melaporkan bahwa Pasukan pendudukan Israel (IDF) berupaya mengubah status quo di kota Yerusalem yang diduduki.

Lembaga tersebut juga mengecam pelanggaran hukum dan tindakan represif aparat IDF  terhadap umat Islam dan Masjid Al-Aqsa.

Dikutip Palinfo, “Tindakan represif IDF dan polisi Israel serta  kelompok-kelompok Yahudi radikal mencapai  puncaknya saat Ramadhan ke 28 dimana Israel mengubah halaman Masjid Al-Aqsa menjadi barak militer. Mereka menyebarkan 400 unit tentara di Al-Haram Al-Syarif bahkan mengotori dan mengobrak abrik Masjid Al-Aqsa.”

Wakaf  Islam di Palestina dan seluruh lembaga lainnya menilai bahwa tindakan ini dilakukan Israel secara terus menerus untuk mengubah status quo kota suci Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa baik secara sejarah, hukum dan agama.

Minggu pagi, kepolisian Israel dilaporkan membuka Gerbang Al-Maghribi di Masjid Al-Aqsa lalu mengerahkan pasukan khusus IDF untuk melindungi penduduk Israel yang memaksa masuk ke Al-Aqsa.

Menurut keterangan saksi mata, dalam waktu satu jam, 400 penduduk Israel sudah masuk ke dalam Masjid. Jumlah mereka bertambah hingga mencapai 1179 orang.

Melihat hal ini, ratusan warga Palestina yang berada di dalam Masjid Al-Aqsa sejak sholat Subuh mulai bangkit dan meneriakkan takbir.

“Saat itu kami sedang menunaikan sholat Dhuha dan bertasbih, sampai kami dikejutkan dengan  pasukan khusus Israel dalam jumlah besar tiba-tiba mengepung kami. Mereka lalu memukuli kami tanpa sebab, ‘’ ujar seorang warga seperti dikutip Maannews.

Sementara itu, Anadolu Agency melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel menganiaya umat Islam yang berada di pelataran Masjid Al-Aqsa. Salah satunya adalah anggota tim keamanan Al-Aqsa, Khalil al-Tarhouni yang dipukul di kepala.

Umat Islam Palestina juga berupaya masuk Musholla Al-Qibli untuk melindungi diri, namun Kepolisian Israel kemudian menutup lokasi tersebut dengan rantai besi serta menembakkan puluhan bom suara dan gas air serta peluru karet ke dalam Musholla tersebut. Puluhan warga luka-luka dan 3 lainnya ditangkap.

Mufti Palestina, Syaikh Muhammad Hussein, mengatakan Pasukan pendudukan Israel memasang rantai besi di pintu Musholla Al-Qibli untuk mengepung umat Islam. “Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan bengisnya serangan dan arogansi Israel terhadap rumah ibadah umat Islam paling suci ini.”

“Mereka melakukan penyerangan terhadap Masjid Al-Aqsa di 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan lalu mengubah rumah ibadah ini menjadi barak militer. Meskipun demikian kami tidak akan meninggalkan Al-Aqsa. Kami akan terus menjaga Masjid al-Aqsa dan melindungnya hingga dibebaskan.”

Sebelumnya organisasi Haikal Sulaiman menyerukan warga Yahudi menyerbu Masjid Al-aqsa untuk memperingati hari pendudukan Yerusalem Timur yang di Israel dikenal dengan hari persatuan kota Al-Quds tahun 1967.

Serangan dan pelanggaran hukum yang dilakukan Israel terhadap kota suci Al-Quds dan warganya khususnya Masjid Al-Aqsa semakin masif sejak Presiden AS Donald Trump secara resmi mendeklarasikan bahwa Yerusalem atau Al-Quds ibukota bagi Israel 6 Desember 2017 lalu.

Langkah kontroverisal AS tersebut ditentang keras oleh PBB. Majelis Umum PBB dalam sidang darurat menetapkan sebuah resolusi dengan dukungan 128 negara bahwa status Al-Quds harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara Palestina dan Israel, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Minggu lalu  Euro-Mediterranean Human Rights Monitor (Euro-Med) melaporkan bahwa Israel melakukan lebih dari 130 pelanggaran hukum terhadap rakyat Palestina di Al-Quds dalam bulan April.

Pemerintah Israel tercatat telah menghancurkan 29 bangunan warga. Selain itu belasan bangunan lainnya juga terancam dibumiratakan, salah satunya adalah sekolah.

Menurut laporan Euro-Med, Israel menerapkan kebijakan rasis dan pelanggaran kemanusiaan untuk memaksa rakyat Palestina angkat kaki dari kota suci Al-Quds.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Pemerintah Israel: Kami Berkomitmen Menjaga Status Quo di Al-Aqsha

Hal ini bertentangan dengan realitas di lapangan, di mana serangan Yahudi di Masjid Al-Aqsha terus meningkat melalui serangan berulang dan berturut-turut yang dilakukan oleh pemukim Israel melalui pelindungan oleh tentara dan polisi pendudukan Israel. Perlindungan resmi dan lengkap ini tentu disertai dengan represi berat terhadap pendudukan Palestina yang ditempatkan di Masjid Al-Aqsha, dan kerap kali gerombolan pemukim Israel ini melakukan ritual Talmud di kompleks Al-Aqsha.

PBB Minta Status Quo Yerusalem Dipertahankan

Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah menegaskan kembali bahwa “para pemimpin politik, agama dan masyarakat di semua pihak harus terus bekerja pada bagian mereka untuk mengurangi ketegangan, menegakkan status quo di Tempat Suci, dan memastikan kesucian mereka dihormati.”