Aktivis kemanusiaan: 5 bulan dikepung Rusia, jumlah populasi Kamp Rukban Suriah berkurang

Populasi di kamp Rukban di Suriah Tenggara berkurang menjadi seperempat dari jumlah sebelumnya yang mencapai lebuh dari 40,000 jiwa, yang telah menetap di kamp tersebut sejak lima bulan lalu.

BY 4adminEdited Mon,29 Jul 2019,09:46 AM

Damaskus, SPNA - Populasi di kamp Rukban di Suriah Tenggara berkurang menjadi seperempat dari jumlah sebelumnya yang mencapai lebuh dari 40,000 jiwa, yang telah menetap di kamp tersebut sejak lima bulan lalu. Hal ini tidak lepas dari langkah Rusia yang memblokade pasokan kebutuhan penduduk setempat, Reuters melaporkan sebagaimana dikutip dari para pekerja kemanusiaan, diplomat dan penduduk setempat.

Nasib kamp dan penghuninya, yang tinggal dekat perbatasan Yordania dan Irak serta pangkalan yang dikelola Pentagon tersebut, dengan jelas memperlihatkan dampak dari perebutan wilayah antara Rusia dan Amerika Serikat.

Ini juga mengungkap strategi yang sama, berupa pengepungan yang telah berlangsung bertahun-tahun yang dilakukan oleh rezim Suriah dan Rusia atas wilayah bekas benteng oposisi tersebut.

Penduduk kamp, yang sebagian besar melarikan diri dari serangan udara Rusia ketika Moskow menghantam kota-kota di gurun Homs timur beberapa tahun lalu, mengatakan bahwa kelaparan dan kemiskinan adalah buah dari pemblokiran pasokan makanan.

"Kondisinya sangat, sangat buruk dan persediaan makanan tidak tersedia," tutur Mahmoud al Humeili, seorang tokoh lokal terkemuka di kamp yang melarikan diri saat terjadi serangan di Homs.

Pasukan Rusia dan Suriah telah mengepung daerah itu, mencegah penyelundup dan pedagang untuk mengirimkan makanan penting ke kamp.

Rusia mendirikan "koridor kemanusiaan", yang katanya akan memungkinkan orang untuk kembali. Para lelaki yang tinggal di kamp mengatakan jika mereka pergi, mereka menghadapi wajib militer atau lebih yang lebih buruk dari itu.

“Ribuan orang terlantar secara internal kini melarikan diri dari Rukban karena putus asa, mengambil risiko ditangkap oleh pasukan rezim,” lapor Etana, kelompok penelitian kebijakan Suriah terkemuka yang berbasis di Amman yang mengumpulkan informasi dari sumber-sumber sipil dan militer.

Kelompok itu memperkirakan bahwa, pada 23 Juli, ada sekitar 11.000 orang di kamp, dibandingkan dengan perkiraan PBB pada bulan Februari yang mencapai 41.000 jiwa.

"Kondisi saat ini adalah yang terburuk dalam sejarah kamp di mana rezim Suriah dan sekutu Rusia-nya yang memberikan pilihan kepada penduduk: kelaparan atau menyerah, guna memaksa penghuni kamp untuk pergi," kata Etana.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir