Tel Aviv, SPNA –Salah satu media Israel, Yedioth Ahronoth, menyebutkan bahwa remaja dan pemuda Israel yang tinggal di perbatasan Gaza, mengalami trauma saat bergabung dengan kesatuan militer Israel.
Hal tersebut disebabkan karena mereka adalah generasi yang lahir pada tahun 2001. Tahun di mana pertama kalinya pejuang Palestina melakukan serangan ke Israel. Artinya, mereka adalah generasi muda Israel yang hidup 18 tahun di bawah ancaman roket pejuang Gaza.
Fakta tersebut menyebabkan petinggi militer Israel panik. Mereka dilaporkan telah melakukan pertemuan khusus untuk membahas permasalahan tersebut.
Trauma tersebut membuat sejumlah prajurit baru lari dari tugas militer mereka. Sebagian lainnya malah tidak fokus ketika latihan berlangsung.
Israel kabarnya telah menyiapkan sejumlah psikiater untuk membantu para prajurit menemukan jati diri mereka.
Beberapa hari lalu, dalam laporan harian situs Israel juga menyebutkan dua prajurit sepakat untuk melukai rekannya sendiri. Hal tersebut agar mereka bisa keluar dari tugas militer yang dibebankan.
(T.HN/S: Palinfo)