Pasca serangan ribuan penduduk Yahudi, Menteri Pertanian Israel kembali menerobos masuk ke Masjid Al-Aqsa

Belasan penduduk Yahudi didampingi Menteri Pertanian Israel kembali menerobos masuk ke Masjid Al-Aqsa.

BY 4adminEdited Thu,15 Aug 2019,12:59 PM

Maan News - Al-Quds

Al-Quds, SPNA – Belasan penduduk Yahudi didampingi Menteri Pertanian Israel kembali menerobos masuk ke Masjid Al-Aqsa.

Dilansir Maannews, Kamis (15/08/2019), belasan penduduk Yahudi  menyerbu Al-Aqsa melalui gerbang Maroko yang kuncinya dipegang oleh Israel.

Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel yang memimpin kunjungan tersebut mendapatkan pengawalan ketat dari IDF.

Mereka menerobos ke Al-Aqsa sejak pukul 07:30 pagi waktu setempat. Polisi Israel telah mengambil alih gerbang Maroko serta membiarkan ribuan penduduk Yahudi menyerang muslimin Palestina yang sedang menunaikan sholat Eid di hari pertama lebaran.

Sebelumnya Organisasi Haikal Sulaiman menyerukan pemeluk agama Yahudi agar menyerbu  Masjid Al-Aqsa  di hari peringatan hancurnya Haikal Sulaiman, bertepatan dengan hari lebaran bagi umat Islam.

Akibatnya, Idul Adha tahun ini menjadi hari raya mencekam di Masjid Al-Aqsa setelah ribuan Yahudi ekstremis mendobrak masuk dan menyerang umat Islam yang sedang menunaikan sholat Eid.

Portal Youm7, Senin (12/08/2019) menyebutkan bahwa jumlah Yahudi ekstremis yang menyerang Masjid Al-Aqsa mencapai 1340 orang. Mereka dikawal ketat oleh pasukan pertahanan Israel (IDF) yang bersenjata lengkap.

Pasca serangan tersebut,  Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel, Gilad Erdan meminta agar standar de facto terhadap Al-Quds diubah agar penganut  Yahudi dapat melaksanakan ritual di dalam Masjid Al-Aqsa degan bebas.

Menyusul pernyataan kontroversi tersebut, Pemerintah Yordania juga turut angkat suara. Juru Bicara Resmi Kementerian Luar Negeri Yordania, Sofyan Al-Qudah menegaskan bahwa Amman menentang keras pernyataan Gilad Erdan yang mencoba menganggu status Al-Aqsa. “Penting bagi Israel menghormati Masjid Al-Aqsa, ‘’ tegasnya.

Kota suci Yerusalem mulai diduduki Israel pada saat perang tahun 1967. Pada 1980 Israel mengambil alih seluruh wilayah Al-Quds timur dan barat, kemudian mengklaimnya sebagai ibu kota "abadi dan tak terbagi" negara Yahudi itu, dimana langkah ini ditentang dunia internasional.

Lalu, pada 6 Desember 2017 Presiden AS, Donald Trump mendeklarasikan bahwa Al-Quds adalah ibukota Israel. Gedung Putih kemudian merelokasi Kedubesnya ke kota suci tersebut pada pertengahan Mei 2018.

Langkah AS yang terang-terangan mendukung Israel ini, memberikan lampu hijau bagi Tel Aviv untuk merebut kota suci Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa serta menggusur warga Palestina.

Sejak saat itu hubungan Palestina dan AS tegang. Ramallah memilih angkat kaki dari  dari Deal of Century, sebuah perjanjian damai Israel – Palestina yang dirumuskan AS.  Palestina menilai AS tidak lagi cocok menjadi mediator negosiasi damai karena keberpihakannya terhadap Israel.

(T.RS/S:Maannews)

leave a reply