45 Hari aksi mogok makan tahanan Palestina, Huthaifa Halabiya

Pengacara melaporkan bahwa Halabiya menghadiri pertemuan dengan menggunakan kursi roda dan "kedua tangan dan kakinya dirantai." Kesehatannya memburuk, di mana ia mengalami sakit pada kepala dan perut, kram, mual dan susah tidur.

BY 4adminEdited Thu,15 Aug 2019,02:02 PM

MEMO - Tepi Barat

Tepi Barat, SPNA - Tahanan Palestina Huthaifa Halabiya pada hari Rabu (14/08/2019) telah memasuki hari ke-45 aksi mogok makan yang ia lakukan di penjara Israel, sebagai protes atas penahanan berkelanjutan -tanpa tuduhan dan proses peradilan- yang dialaminya.

Kelompok Hak Asasi Tahanan, Addameer, mengatakan bahwa pengacara mereka bisa mengunjungi Halabiya pada hari Senin (12/08/2019), yang saat ini ditempatkan di "Klinik Penjara Ramleh."

Pengacara melaporkan bahwa Halabiya menghadiri pertemuan dengan menggunakan kursi roda dan "kedua tangan dan kakinya dirantai." Kesehatannya memburuk, di mana ia mengalami sakit pada kepala dan perut, kram, mual dan susah tidur.

Halabiya juga mengatakan kepada pengacara Addameer  bahwa pasukan khusus Israel mendobrak selnya pada Kamis lalu, menggeledah dan merusak barang-barang miliknya, "mengutuk dan meneriakinya, membuang air dan garam ke arahnya," dan mendesaknya untuk menghentikan aksi mogok makannya.

Menurut Addameer, Halabiya ditangkap oleh pasukan pendudukan Israel pada Juni 2018, hanya beberapa bulan setelah pernikahannya. Istrinya melahirkan putri pertama mereka, Majdal , ketika Halaby telah menjalani penahanan, yang berarti ayah dan anak tersebut belum pernah bertemu.

"Kini ia telah menjalani bulan ke-14 penahanan administrasi sewenang-wenang," ungkap Addameer, menekankan bahwa setelah ia memulai mogok makan, Halabiya dikenakan hukuman pelarangan kunjungan keluarga dan dia "tidak diperbolehkan melakukan kontak apapun dengan keluarganya" selama 45 hari terakhir.

"Tindakan otoritas pendudukan Israel ini bertentangan dengan semua konvensi internasional dan norma," Addameer menuturkan, dan mendesak "komunita internasional dan pihak yang menandatangani Konvensi Jenewa agak menekan kekuatan pendudukan untuk menghentikan pelanggaran tersebut."

Setidaknya 30 tahanan Palestina di penjara Israel telah bergabung melakukan mogok makan sebagai bentuk solidaritas kepada enam tahanan lainnya -memprotes penahanan administrasi,- temasuk Halabiya.

Menurut PNN, "para tahanan menolak asupan makanan atau air apapun guna meningkatkan tekanan kepada otoritas Israel untuk memenuhi tuntutan enam tahanan yang melakukan mogok makan.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir