Platform media sosial tumpas konten Palestina

Lebih dari 17 pelanggaran terhadap konten Palestina di media sosial terjadi pada bulan Agustus. Sebagian besar pelanggaran ini terjadi di Facebook.

BY 4adminEdited Tue,03 Sep 2019,02:26 PM

Ramallah

Ramallah, SPNA - Situs-situs media sosial terus melakukan tindakan keras terhadap konten Palestina. Mengabaikan semua standar profesional dan hak asasi manusia serta etika terkait persoalan rakyat Palestina yang terus hidup di bawah pendudukan, kelompok pengawas Palestina menungkapkan, Senin (02/09/2019).

Sada Social Center, yang memantau pelanggaran media sosial terhadap konten Palestina, mendokumentasikan lebih dari 17 pelanggaran terhadap konten Palestina di media sosial terjadi pada bulan Agustus. Sebagian besar pelanggaran ini terjadi di Facebook.

Lembaga tersebut mengungkapkan bahwa Facebook melakukan 15 pelanggaran mulai dari pelarangan, penghapusan, dan penghapusan publikasi. Pembatasan selanjutnya diberlakukan pada halaman-halaman Palestina diantaranya : Aneen Al-Qaidi, Komisi Tinggi Nasional untuk The Great March of Return, Ramallah Mix, Komite Jerusalem - Universitas Yarmouk, Pusat Media Qalandia, Pusat Media Palestina, dan Artis Qassem Al Najjar.

Di sisi lain, Instagram menghapus sejumlah publikasi yang diposting oleh Palestine Liberation Radio.

Sementara itu, YouTube menghapus video yang menampilkan wasiat martir Palestina Raed Misk dari akun putranya, Momen Misk.

Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan Sada Social Center untuk melindungi dan mempertahankan konten Palestina,lembaga ini telah berhasil mengembalikan lima halaman Palestina yang dihapus oleh Facebook, yaitu: Jenin Mix, Beit Fajjar Times, Beit Furik Times, Yatta Times, dan Lovers of Tell Village.

Sementara itu, Facebook telah mengakui melanggar privasi penggunanya dengan mendengarkan semua percakapan suara melalui aplikasi Messenger-nya, dan mempekerjakan ratusan kontraktor untuk mendengarkan klip audio yang dipertukarkan oleh pengguna.

Facebook juga mengumumkan niatnya untuk menggunakan algoritma kecerdasan buatan dalam aplikasi WhatsApp-nya, di mana ia akan mencari konten pesan sebelum mengenkripsi dan mengirimkannya.

"Ini membuka jalan bagi pemerintah untuk memaksa perusahaan media sosial untuk memata-matai pesan pengguna mereka," kata lembaga itu dalam siaran pers.

Sada Social Center mengatakan, pihaknya melanjutkan upayanya untuk "terus berkomunikasi dengan administrasi situs media sosial dalam upaya melindungi konten digital Palestina dan mengakses mekanisme yang adil dan merata terhadap pengguna Palestina."

Diluncurkan pada awal September 2017, SCC adalah pusat sukarelawan yang peduli dengan inisiatif untuk memperkaya konten Palestina di internet, terutama di situs jejaring sosial, dan memantau pelanggaran terhadap konten ini dari berbagai pihak.

(T.RA/S: QNN)

leave a reply
Posting terakhir