Tunis, SPNA - Komisi Pemilihan Tinggi Independen Tunisia, Selasa (17/09/2019), mengumumkan bahwa kandidat independen Kais Saied dan seorang tahanan -pengusaha yang dituduh melakukan penggelapan pajak dan pencucian uang- Nabil Karoui, berhasil lolos ke putaran kedua pemilihan presiden.
Hasil pemilihan putaran pertama pada hari Minggu menunjukkan bahwa kandidat independen Kais Saied, seorang profesor hukum, memimpin pemilihan dengan perolehan 18,4% suara (620.711 suara), diikuti oleh kandidat dari partai Heart of Tunisia, Nabil Al-Qaroui, yang telah ditahan selama lebih dari tiga minggu. Ia mendapat dukungan 15,6% pemilih atau 525.517.
Lebih dari 3.465.000 warga ikut berpartisipasi dalam pemilihan ini, atau 45 persen dari total 7. 747.000 pemilih yang terdaftar.
Putaran kedua pemilihan presiden di Tunisia, yang akan mengidentifikasi presiden Tunisia berikutnya, diperkirakan akan berlangsung antara 29 September dan 13 Oktober mendatang.
Mengomentari keberhasilannya, Kais berterima kasih kepada media dan semua orang yang berkontribusi pada pembangunan "fase demokrasi" di Tunisia.
Sementara itu, Partai Ennahda mengakui kekalahan kandidatnya, Abdelfattah Mourou, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa.
Debat hukum yang diperkirakan akan muncul adalah seputar penahanan terus menerus terhadap Karoui akibat kasus pencucian uang, meskipun ia telah memenuhi syarat untuk maju ke putaran kedua. Peradilan tentunya akan menghadapi tekanan yang lebih besar dari pihak yang akan berusaha membebaskannya, apalagi jika ia terpilih nanti menjadi Presiden.
Dalam konferensi pers pada hari Selasa, Komisi Pemilihan mempertimbangkan bahwa Karoui sebagai kandidat memiliki hak penuh selama tidak ada "ganjalan hukum."
(T.HNS: Al Arabiya)